Minggu, 20 Juli 2014

Sinopsis Temptation Episode 2 Part 1

Temptation
Sebuah perusahaan sedang mengadakan seleksi pegawai baru untuk perusahaan mereka. Dari beberapa peserta Cha Seok Hoon adalah salah satunya.

Seok Hoon memperkenalkan dirinya dalam wawancara tersebut, dirinya terlihat begitu gugup hingga meremas tangannya sendiri dengan kuat, ia melakukan hal itu mencoba untuk menghilangkan rasa gugupnya.
"aku kandidat no 129 Cha Seok Hoon" ucap Seok Hoon tegas
Empat dari kelima Eksekutif yang bertugas untuk menyeleksi para peserta tersebut menyukai Seok Hoon karna hasil ujian tertulis milik Seok Hoon berada di urutan yang paling atas, Seok Hoon juga mempunyai evaluasi magang yang sangat bagus dan di tambah laporan investasi yang sangat mengesankan.

ada senyum di wajah Seok Hoon yang gugup ketika medengar hal itu, ia mengucapkan terima kasih atas pujian itu.
Tapi yang sedikit mengecewakan ada satu di antara kelima Eksekutif tersebut yang sama sekali tidak nampak tertarik atau terkesan pada prestasinya Seok Hoon tadi. Dia adalah Yeo Seo Young.
Di waktu lain Seok Hoon berteriak kencang ingin memasuki sebuah perusahaan tapi usahanya di halau oleh 2 orang penjaga. Yeo Seo Young berjalan di dalam kantor perusahaan tersebut di belakangnya Pengacara Choi mengikuti.
Seok Hoon yang melihat Yeo Seo Young berjalan di depannya menambah volume suaranya membuat Yeo Seo Young berpaling melihat ke arah keributan. Seok hoon berhasil menerobos dua penjaga yang menghalanginya berjalan cepat kearah Seo young tapi lagi lagi langkahnya di halang oleh pengacara Choi. 

Pengacara Choi menahan dengan tangannya di dada Seok Hoon agar tidak mendekat kearah Yeo Seo Young. 
Seo Young meminta pengacara Choi untuk melepaskannya, tidak apa apa. Seok Hoon tidak membuang buang waktu mendekat kearah Yeo Seo Young bertanya dengan kesal kenapa ia gagal.

"Calon nomor 129, Tuan Cha Seok Hoon kau masih tak tau alasannya?" Seo Young balik bertanya
"Nilai ujianku bagus, laporanku juga sangat memuaskan. wawancaraku juga baik. kenapa aku gagal?"ujar Seok Hoon tidak terima dengan hasil seleksi pegawai baru.
"siapa yang bilang kalau wawancaramu bagus?"

"Pernyataanmu tentang investasi dan membantu mereka untuk berkembang cukup bijaksana, itu sesuai dengan pencitraan perusahaan. Dan idealnya, pasti akan di terima orang lain. Tapi perusahaan tidak selalu berjalan ideal. Mereka butuh solusi yang praktis...yang menguntungkan."
"jadi intinya aku sangat idealis dan tidak tahu kenyataan?" seru Seok Hoon menyimpulkan apa maksud dari perkataan Seo young
"Kau. kau juga terlalu manusiawi. orang orang sepertimu bisa membahayakan perusahaan"
"salah, itu hanya asumsi pribadimu"

"tentu saja."jawab Seo Young dengan percaya diri dan yakin

"aku Bos nya. jadi tak masalah jika aku memiliki asumsi pribadi. aku yang membuat keputusan."jawab Seo Young dengan tegas hingga membuat Seok Hoon tidak lagi membalas perkataannya.
 
HongKong

Seo Young memakai sepatu milik Hong Joo yang tertinggal di kamarnya, sebelah sepatu itu Seo Young coba. dari tatapan matanya terlihat kalau ia mempunyai sesuatu yang baru saja terlintas di pikirannya.
 
Di kamar hotelnya Seok hoon sedang berbicara dengan Hong Joo melalui telpon. Seok Hoon memberitahu Hong Joo kalau ia sudah mengemasi semua barang mereka siap untuk pulang, Seok Hoon khawaitr karna dirinya tidak mendapati sang istri di kamar, Seok Hoon takut jika Hong Joo melakukan hal seperti malam kemarin.  

Hong Joo meminta maaf, ia hanya sedang keluar untuk berbelanja. ia membutuhkan beberapa kosmetik, Hong Joo berjanji ia akan segera kembali.
Seok Hoon merebahkan tubuhnya di tempat tidur menghela nafas berat atas apa yang sudah terjadi. Telpon dikamar berdering Seok Hoon menjawabnya. Dan ternyata Seo Young lah yang menghubungi kamar Seok Hoon, Seo Young mengatakan kalau istri Seok Hoon, Hong Joo meninggalkan sepatu di kamarnya.

Seok Hoon mengerti ia akan mengambilnya.
Di sebuah tempat perbelanjaan di HongKong Kang Min Woo dan Roy berbelanja bersama, di tangan Min Woo sudah ada beberapa kantong belanja hasil perburuannya bersama Roy. Min Woo berusaha mengingat pesanan putrinya yang berada di Seoul.

"apa nama putri itu ya? Ellena? Ellise? El...El...El...El...sheeesh! apa ya?" tebak Min Woo begitu sulit mengingat nama barang yang putrinya pesan.
"Elsa"sahut Roy 

"benar Elsa. Gaun putri Elsa!" seru Min Woo kegirangan.

"bagaimana kau tahu?"tanya Min Woo pada Roy.
"Semua gadis kecil menyukainya"sahut Roy tidak semangat

Min Woo yang melihat Roy tidak bersemangat lalu menurunkan tubuhnya menyamakan tingginya dengan Roy.

Min Woo memberi kejelasan pada Roy untuk tidak khawatir. Roy yang mendnegar hal itu ngambek dan dengan jujurnya mengatakan kalau dirinya tidak bermain dengan anak gadis.
 
Tanpa sengaja Roy melihat Hong Joo yang juga berada di pusat perbelanjaan. Melihat Hong Joo tanpa menunggu lama Roy langsung menghampiri Hong Joo tidak memperdulikan reaksi ayahnya Min Woo terlebih dahulu.
Min Woo yang akhirnya juga melihat Hong Joo disana tersenyum cerah sama seperti reaksi yang di berikan Roy ketika melihat Hong Joo.
Roy berteriak Ahjumma pada Hong Joo tersenyum, Hong Joo yang melihat Roy juga ikut tersenyum. Min Woo menyusul Roy di belakang mengatakan pada Hong Joo kalau malam tadi ia bahkan tidak sempat mengucapkan selamat malam pada Hong Joo. 
 
Min Woo kemudian memperkenalkan dirinya secara resmi, Kang Min Woo. Min Woo bahkan memberikan kartu namanya pada Hong Joo. Hong Joo yang melihat hal itu ikut memperkenalkan dirinya Na Hong Joo.
Min Woo yang melihat Hong Joo berada di toko jam bertanya apa Hong Joo sedang mencari hadiah. Hong Joo tersenyum membenarkan ia sedang mencari hadiah untuk suaminya.
Mendnegar hal itu Min Woo nampak kecewa(aduh bang inget istri dan anak di rumah, genit genit) ternyata Hong Joo sudah bersuami. Min Woo kemudian meminta praminiaga untuk membungkus jam itu.
Hong Joo menolak ia mengatakan kalau ia kesini hanya untuk jalan jalan. Min Woo tidak keberatan, ia juga belum berterima kasih pada Hong Joo untuk semalam. Meskipun begitu Hong Joo tidak mau ia malah pergi meninggalkan Min Woo dan Roy disana.
 
Kembali ke scene terakhir di episode 1 Seok Hoon shock dengan perkataan Seo Young yang ingin membeli hidupnya selama 4 hari sebanyak $ 1.000.000. Seok Hoon tidak percaya dengan apa yang di katakan Seo Young, apa Seo Young sedang bercanda.

Seo Young menjawab kalau ia tidak mungkin bercanda dengan orang yang akan di penjara karna mengelapkan dana. 
Seok Hoon masih menatap tidak percaya kearah Seo Young. sementara Seo Young dengan santai berkata dari apa yang ia tahu uang $ 1.000.000.akan membuat Seok Hoon keluar dari kesulitan.

"Istrimu hampir bunuh diri karna uang itu kan?" tanya Seo Young masih dengan wajah santai.

Seok Hoon melempar sepatu yang ia pegang "Yeo Seo Young siii" bentak Seok Hoon pada Seo Youn.

"jangan mempermainkan orang lain karna kau punya uang. itu sangat tidak sopan"
 
Seo young berdiri dari duduknya tersenyum mengejek ke arah Seok Hoon "bersikap sopan. memiliki kebangaan. aku suka itu semua tapi kau harus berfikir praktis sekarang. apa kau punya cara mendapatkan $ 1.000.000 saat kembali ke korea?"
"aku bisa mengurus hidupku sendiri"jawab Seok Hoon.

Seo Young mengatakan kalau ia hanya mencoba menawarkan solusi. Seok Hoon tidak mau dengar ia meminta Seo Young untuk menghentikan semua omong kosong ini.
Aeo Young tidak peduli ia mengambil tab nya mengetikkan sesuatu. 
Ponsel Seok Hoon berbunyi, Seok Hoon mengambil dan membuka pesan yang ada di sana.

Cha Seok Hoon, kau mendapatkan transfer $1000.000
"itu uang mukanya. aku akan memberikan sisanya bertahap selama 3 hari ke depan. jika kau benar benar menolak tawaranku. kau bisa mengembalikan uang mukanya" jelas Seo Young.
Seok Hoon tidak tahan lagi, kenapa Seo Young melakukan ini padanya? apa yang Seo Young mau darinya?.
"aku tak yakin. aku menyelamatkan seorang wanita yang nyaris tenggelam tadi malam. aku ingin memastikan dia baik baik saja sekarang. Cha Seok Hoon siiii meskipun aku sangat baik hati tapi aku tak sabaran. aku akan memberimu satu jam untuk berfikir"

Seo Young melihat angka jam di tangannya "saat lewat 11.23 aku akan menganggap semuanya tak pernah terjadi"
 
Tanpa menunggu lama Seok Hoon menjawab kalau itu tidak perlu karna sekarang ia akan mengembalikan uang itu melalui rekeningnya.
Seo Young mengangkat kedua bahunya, bersikap tidak percaya dengan perkataan Seok Hoon.
Hong Joo berada di lift saat dirinya tanpa sengaja melihat Seok Hoon melamun di depan pintu kamar Seo Young. Hong Joo ingin menghampiri Seok Hoon sayangnya saat dirinya ingin keluar jalannya terhalang oleh orang orang yang baru saja masuk ke lift.
 
Seok Hoon menyapa Hong Joo ketika ia sampai di kamar apa Hong Joo sudah dapat kosmetik yang Hong Joo cari?
Bukannya menjawab Hong Joo malah bertanya dari mana Seok Hoon. Seok Hoon menjawab kalau dirinya berjalan jalan untuk mencari udara segar. Hong Joo masih penasaran apa Seok Hoon keluar hotel?.
Seok Hoon tidak menjawab pertanyaan Hong Joo, Seok Hoon malah mengajak Hong Joo untuk segera pergi karna waktu Check out mereka hampir tiba.
Hong Joo akhirnya jujur kalau dirinya tadi melihat Seok Hoon di luar pintu kamar Seo Young saat dirinya berada di lift, apa yang Seok Hoon pergi ke kamar Seo Young?
Seok Hoon menjawab kalau dirinya mengambil sepatu Hong Joo yang tertinggal disana. Hong Joo bingung Seok Hoon mengatakan padanya mengambil sepatu dirinya tapi kemana sepatu itu.

Seok Hoon seperti orang linglung menjawab pertanyaan Hong Joo. Hong Joo yang melihat itu tau ada yang salah dengan suaminya.
 
Hong Joo tanya ada apa. Seok Hoon berusaha mengelak dan kembali mengajak Hong Joo untuk segera check out tapi Hong Joo masih terlalu penasaran, ia tau gelagat Seok Hoon kenapa Seok Hoon berbohong padanya?
Hong Joo cemas pada Seok Hoon berusaha memegang tangannya, Seok Hoon bertingkah aneh. Di luar dugaan respon yang di berikan Seok Hoon sangatlah mengejutkan Hong Joo.

Seok Hoon berteriak padanya menepis tangan dirinya dan mengatakan apa dirinya bisa mempercayai Seok Hoon. 
Hong Joo terlalu shock menerima perlakuan seperti itu sementara Seok Hoon tidak sadar dengan apa yang sudah ia lakukan, ia minta maaf pada Hong Joo. dirinya tidak bermaksud seperti itu.
 
Hong Joo tidak mengubris ia mengalihkan pembicaraan kalau hari ini airport sibuk jadi lebih baik mereka segera pergi. 

Hong Joo melangkah keluar kamar saat Seok Hoon menghela nafas berat dan mengatakan yang sebenarnya kalau Seo Young akan membayarnya $ 1.000.000 jika ia mau tinggal selama 4 hari bersamanya.
 
Di kamar yang berbeda Seo Young duduk dengan tenang sambil melihat jam yang ada di tangannya, jam di tangannya menunjukkan pukul 10.59.
 
Apa benar Seo Young benar benar tenang? nampaknya tidak karna sekarang ia sudah berdiri membuka kulkas dan mengambil soda di sana, ia mencoba menenangkan dirinya.
Hong Joo marah besar reaksinya sama seperti yang Seok Hoon perlihatkan pada Seo Young. Hong Joo berfikir kalau Seo Young pasti sudah gila, bagaimana bisa Seo Young mengatakan hal itu jika dia tidak gila, Seo Young pasti berfikir kalau mereka ini tidak berharga hingga bisa berkata seperti itu.
Seok Hoon berusaha menenangkan istrinya, ia berusaha menghalangi saat Hong Joo beniat untuk menghampiri Seo Young. Seok Hoon berkata dengan lembut pada Hong Joo untuk Hong Joo tidak terlibat dalam masalah ini.
Tapi Hong Joo masih tidak terima dengan semua ini, bagaimana bisa Seo Young mengatakan hal itu, berapa banyak uang yang Seo Young miliki hingga mengatakan hal seperti itu.

Seok Hoon masih mencoba menenangkan Hong Joo dengan mengatakan kalau Seo Young adalah penyelamat hidup Hong Joo. yang Seo Young tau sekarang suami wanita yang ia selamatkan mempunyai hutang. Seok Hoon mengatakan kalau mungkin saja Seo Young merasa bosan makanya dia berkata seperti itu.
 
Hong Joo ingin kembali membantah tapi Seok Hoon mengatakan kalau ia sama gilanya seperti Hong Joo saat pertama kali mendnegarnya.
Tapi setelah di pikirkan kembali mungkin Seo Young benar, ini tentang uang $1.000.000. Seok Hoon menunjukkan pesan yang Seo Young kirim padanya, pesan yang mengatakan bahwa Seo Young sudah mengiriminya uang muka tapi ia tidak mau ia bisa mengembalikannya. 
 
Hong Joo melihat dengan tidak percaya, ia mengatakan entah berapapun uang itu Seo Young sudah mencoba membeli seseorang dengan harga murah, ia mencoba membeli harga diri Seok Hoon. Harga diri Seok Hoon., apa Seok Hoon tidak punya harga diri sebagai seorang pria?
"tapi istri pria ini mencoba bunuh diri karna uang kecil itu.
menurutmu bagaimana perasaan suami saat dia membaca surat wasiat istrinya dan mencarinya sepanjang malam?"
 
Hong Joo berusaha memahami, memang benar tapi itu bukan dirinya yang sebenarnya. Seok Hoon tidak sendirian ada dirinya jadi lebih baik mereka pergi dari sini.
Hong Joo berdiri mengajak Seok Hoon untuk pergi bersamanya tapi Seok Hoon memegang tangan Hong Joo berkata kalau dirinya lupa cara bernafas jadi bisa kah mereka disini dulu untuk beberapa menit, 5 menit juga tidak apa apa.
Hong Joo berusaha menguatkan hatinya dengan mengatakan kalau dirinya akan turun terlebih dahulu jika Seok Hoon tidak juga menyusulnya maka dirinya akan pulang sendiri.

Hong Joo menarik koper miliknya meninggalkan Seok Hoon yang bingung disana sendirian.
 
Hong Joo memasuki lift mencoba melihat kearah kamar mereka berharap Seok Hoon mengejarnya tapi yang ia dapat hanya kekecewaan. Seok Hoon baru muncul saat pintu lift tertutup dan Hong Joo tidak melihatnya.
 
Seok Hoon berlari berusaha mengejar lift yang sudah berjalan turun, Seok Hoon berusaha untuk menaiki lift yang lain tapi tangannya cukup sulit untuk ia gerakkan.
Hong Joo terus menunggu, ia terus menunggu Seok Hoon di luar hotel. Sama hal nya Seo Young yang juga menunggu Seok Hoon di kamarnya. kedua wanita ini cemas, siapa yang akan di pilih oleh Seok Hoon.
 
 
Hong Joo sudah terlalu lama menuggu dan berharap sementara taksi yang ada di depannya sudah membunyikan klakson memanggil Hong Joo. 

Hong Joo akhirnya membuka pintu mobil, begitu juga dengan Seo Young ia juga sedang membuka pintu kamarnya, dan pada akhirnya yang di pilih oleh Seok Hoon adalah Seo Young.
 
Seo Young berusaha bersikap tenang menghadapi Seok Hoon, ia berkata kalau waktunya sudah mepet hanya tinggal 3 menit. Seok Hoon hanya diam berdiri di depan pintu kamar Seo Young sementara Hong Joo sudah pergi menaiki taksi dan masih tidak percaya kalau Seok Hoon benar benar tidak mengejarnya.
 
"Mulai sekarang sampai 3 hari kedepan aku memilikimu sebagai balasannya kau akan mendapatkan $300.000 setiap hari. totalnya $ 1 juta termasuk deposit awal. apakau setuju?" tanya Seo Young pada Seok Hoon.

Seok Hoon hanya diam menunduk, berusaha menerima apa yang sudah ia putuskan. Seo Young yang melihat hal itu menganggap Seok Hoon menyetujuinya. Seo Young lalu menjabarkan beberapa aturan darinya yang tidak boleh di langgar Seok Hoon.

"Pertama kau tidak boleh menolak apapun yang aku perintahkan"

"maksudmu aku harus melakukan semua yang kau mau dan menutup mulut?"

"ya. seperti itu. Kedua, kita saling menjauhi kehidupan pribadi masing masing dan di larang bertanya soal itu. tak ada guna guna untuk menjawab. Terakhir, karna aku bertanggung jawab atas hidupmu kau tidak boleh sembarangan untuk menelepon atau pergi keluar sendiri. jika kau melanggar salah satu maka perjanjian mereka berakhir dan mereka akn kembali kehidupan masing masing."

Seok Hoon bertanya apa dia tidak boleh menelpon bahkan pada istirnya?

telpon, email, pesan semuanya dilarang.Seok Hoon bisa mundur jika ia tidak suka dengan aturannya.

Ponsel Seok Hoon berbunyi ada telpon dari Hong Joo (di layar ponselnya Seok Hoon tertulis cintaku satu satunya Hong Joo) dengan terpaksa Seok Hoon membuka batrei ponselnya. Melihat hal itu Seo Young berdiri mengambil kesimpulan kalau Seok Hoon sudah mengambil sebuah keputusan. Seo Young mengatakan kalau Seok Hoon sudah mengambil keputusan yang tepat.
 

Seo Young lalu memberitahu dimana Seok hoon akan tidur nanti, di ruangan tersebut juga tersedia kamar mandi sendiri jadi Seok Hoon akan merasa nyaman.

Seok Hoon tanya apa yang harus ia lakukan sekarang. Seo Young menjawab kalau Seok Hoon bisa membuka kopernya terlebih dahulu, beristirahat dan mulai.

Dengan polos Seok Hoon tanya apa Seo Young sering melakukan kontrak aneh seperti ini?
Seo Young tentu saja tertawa dan mengatakan kalau Seok Hoon lebih menyenangkan dari pada yang ia duga. Seo Young mengatakan kalau ia akan menemui Seok Hoon setengah jam lagi.

Di bandara Hongkong tangan Hong Joo gemetar memegang ponsel, Hong Joo berfikir kalau Seok Hoon benar benar gila.

Seseorang memanggil Hong Joo dia adalah Kang Min Woo dan Roy. Min Woo tidak menyangka akan bertemu kembali dengan Hong Joo, ia berfikir kalau Roy dan Hong Joo mempunyai ikatan yang kuat hingga mereka bisa bertemu kembali.

Min Woo tanya dimana suami Hong Joo, dengan sedikit gugup Hong Joo mengatakan kalau suaminya masih ada urusan jadi nanti akan menyusul. Min Woo berkomentar kalau dirinya pikir Hong Joo dan suaminya sedang berlibur.
 
Min Woo kemudian mengajak Roy untuk mengajak Hong Joo untuk ikut penerbangan mereka saja. Roy tentu saja senang tapi Hong Joo menolak.

Min Woo kemudian mengatakan jika kali ini Hong Joo kembali menolak maka ia akan terlihat seperti ayah yang tidak baik di mata Roy.

Hong Joo masih ingin menolak melihat hal itu Min Woo kemudian berbisik pada Hong Joo kalau ini adalah perjalanan pertamanya dengan Roy jadi ia tidak tau harus melakukan apa karna baru 2 hari ini ia bertemu dengan Roy. Min Woo meminta dengan sungguh sungguh.

 
Seok Hoon mendengar suara bising di luar kamarnya saat sedang memegang sepatu Hong Joo.

Seok Hoon melihat begitu banyak orang di luar kamarnya bersama Seo Young. Seok Hoon yang tak mengerti tanya ada apa. Seo Young menoleh mengatakan kalau dirinya sedang membuat kantor untuk Seok Hoon.



Seok Hoon bingung tidak mengerti maksud Seo Young. Seo Young lalu menjelaskan kalau asistennya lebih dulu kembali ke korea, Seok Hoon tidak sekompeten asistennya tapi ia yakin Seok Hoon bisa melakukan penelitian untuk membantunya, nilai ujian Seok Hoon kan yang terbaik.

Seok Hoon yang bingung tanya apa hanya ini yang ia harus lakukan?
 
Seo Young menoleh kearah Seok Hoon, kau apa yang sudah kau bayangkan?. Seok Hoon hanya menatap Seo Young tidak menjawab.

Seo Young tertawa kecil, apa kau berfikir, aku akan meminta tidur bersamamu?
Seok Hoon memalingkan wajahnya, malu karna Seo Young menebak dengan benar apa yang ia pikirkan.

Hong Joo duduk disamping Roy yang tertidur dengan buku gambar dan krayon di tangannya. Hong Joo berbicara ke Min Woo mengatakan kalau ia tidak bisa membayangkan Roy yang masih kecil harus kehilangan ibunya.
Min Woo yang duduk bersebrangan dengan keduanya menjawab kalau itulah yang membuatnya semakin merasa bersalah, ia bisa melihat Roy yang berusaha dengan keras untuk bertahan. Hong Joo lalu tanya apa Min Woo sudah menceritakannya dengan istrinya, Min Woo tidak menajwab. Hong Joo menyimpulkan kalau Min Woo belum mengatakannya.

Min Woo mengatakan kalau mereka butuh waktu, ada masalah keluarga yang begitu rumit. Hong Joo berharap kalau masalah orang dewasa jangan sampai menyakiti anak anak.

Min Woo menoleh kearah Hong Joo, Hong Joo merasa dirinya sudah kelewatan ia minta maaf. Min Woo tidak mengatakan apa apa ia hanya mengatakan kalau Hong Joo tidak salah, ia hanya akan menjadi ayah yang baik mulai sekarang.

Min Woo berkata kalau Hong Joo begitu ramah dengan anak anak, apa Hong Joo seorang pengasuh? Hong Joo mengeleng ia adalah seorang perawat tapi karna alasan pribadi ia istirahat dulu.

Min Woo mengerti, Hong Joo memang cocok sebagai perawat. Min Woo lalu menanyakan soal suami Hong Joo, Seok Hoon menjalankan bisnis apa. Hong Joo yang mendnegar hal itu diam tidak ingin membicarakannya, ia berkata pada Min Woo kalau sekarang ia lelah dan memalingkan wajahnya menghadap Roy yang tertidur.

Seok Hoon memandangi ruangan kerjanya yang sekarang menunggu tugas dari Seo Young. Seo Young datang dengan membawa daftar perusahaan konsultan dan kantor kepala mereka di singapura dan Hongkong  ,
 
Seo young meminta Seok Hoon untuk memperhatikan spesifikasi mereka, jumlah keuntungan, management, evaluasi pihak ke tiga, dan perusahaan yang usianya di bawah 3 tahun lebih baik singkirkan setelah semua itu pilih 5 perusahaan, ia memberikan waktu sampai pukul 22.00 untuk Seok Hoon mengerjakan ini.

Seok Hooon tidak menjawab hanya melihat kearah Seo Young, yang Seo Hoon pikirkan mungkin Seo Young bukanlah wanita yang seperti ia bayangkan, karna sekarang Seo Young lebih mirip wanita yang gila kerja.

Seok Hoon memulai pekerjaannya menganalisis data semua perusahaan yang sudah di berikan Seo Young padanya, begitu juga Seo Young saat ini dirinya pun ikut bekerja di ruangannya sendiri.
 
Keduanya terlihat begitu giat bekerja hingga melewatkan jam makan.
 

Seok Hoon baru menghentikan pekerjaannya sejenak ketika matahari tidak terlihat lagi, ia melirik laci yang ada di meja kerjanya melihat ponselnya yang ada di sana. Seok hoon meletakkan kembali ponselnya saat melihat lampu kamar Seo Young masih menyala, Seok Hoon pun mulai bekerja kembali.
 

Sementara itu Hong Joo sudah tiba di korea, Hong Joo langsung mengecek ponselnya mencari nama Seok Hoon yang mungkin saja tadi menelpon atau mengiriminya pesan. Tapi yang di dapat Hong Joo adalah kekecewaan karna tidak satupun tercantum panggilan dan pesan atas nama Seok Hoon.

Min Woo mengajak Hong Joo untuk pulang bersamanya, ia akan mengantar Hong Joo tapi Hong Joo menolak, lebih baik ia naik bus saja.

Tak lupa Hong Joo berterima kasih atas penerbangannya bersama Min Woo, Hong Joo kemudian berpamitan dengan Roy. Roy tampak tak rela, apa ahjumma Hong Joo harus pergi. Hong Joo mengangguk lalu mengambil buku gambar yang di pegang oleh Roy lalu menuliskan nomor ponselnya di sana. Hong Joo mengatakan pada Roy jika Roy membutuhkannya Roy bisa memanggilnya setelah itu Hong Joo pergi.
 

Hong Joo pulang kerumah ayahnya nA Shi Chan, adiknya Na Hong Gyu yang melihat kakaknya pulang sendirian tanya dimana kakak ipar. Hong Joo menjawab kalau Seok hoon masih ada urusan jadi ia akan kembali nanti.

Ayah Hong Joo menyambut Hong Joo ia sudah memasakkan makanan untuk Hong Joo, Hong Joo ingin membantu ayahnya tapi ayahnya mengatakan tidak usah.

Hong Joo memakan makanan yang di baut oleh ayahnya dengan lesu, meskipun begitu Hong Joo tetap memuji masakan ayahnya, ia tidak pernah bisa memasak sup seenak ini. Hong Gyu menjawab kalau ayah mereka terlalu banyak memakai MSG, semua ini karna MSG maka dari itu indra perasa keluarga mereka hilang.

Hong Joo berterus terang dengan ayahnya kalau rumah ini akan bebas dari jaminan kalau Seok hoon kembali jadi ayahnya tidak perlu khawatir. Hong Gyu yang tidak tau apa apa tanya jaminan apa. sedangkan ayah sama sekali tidak mengungkit hal itu, ia malah memprotes kepulangan Hong Joo yang sendirian, jika pergi bersama sama sehrusnya juga pulang bersama sama.

Hong joo berusaha tersenyum mengatakan kalau dirinya tidak bisa bersantai, ia harus mencari pekerjaan dirumah sakit.  

Hong Gyu mengumumkan kalau ia akan bekerja di kantor Han Soo, Hong Joo yang mendnegar hal itu tampak tidak suka, mengapa adiknya masih berhubungan dengan Han Soo, itu kan hanya tempat pengiriman barang.

Adiknya mengatakan kalau sekarang Han Soo sudah berubah dan yang lebih penting akhirnya ia menjadi pegawai tetap dan kakaknya jangan meremehkan karna kalau kantor Han Soo sedang sibuk akan ada banyak uang yang di hasilkan.

Hong Joo menghentikan makannya melihat ke adiknya dan mengatakan kalau ini bukan masalah uang.
 apa arti uang untuk adiknya, apa adiknya akan melakukan segala cara untuk mendapatkan uang, uang tidak bisa mengaturmu!! seru Hong Joo yang tiba tiba emosinya naik ketika menyangkut uang.

Hong Gyu kaget melihat sikap yang menurutnya berlebihan di tunjukkan oleh kakaknya, begitu juga ayahnya yang kaget dengan perubahan sikap anaknya.
 
 
Hong Joo menangis di kamarnya, ia berusaha menutup mulutnya agar tidak terdengar oleh siapapun.

Min Woo dan Roy tiba di sebuah rumah, seorang ahjumma menyambut mereka.
Roy tanya apa ini rumah ayahnya, Min Woo menjawab kalau ini bukan rumahnya tapi ini bisa mereka sebut seperti markas rahasia yang tidak di ketahui oleh orang jahat.

Roy kecil menanggapi dengan polosnya siapa yang jahat.
Min Woo tersenyum kecut mengatakan ada banyak.
Min Woo lalu berjanji kalau ia akan membuatkan kamar untuk Roy, ia juga akan memastikan kalau Roy akan pergi ke taman kanak kanak tapi sebelum semua itu siap Roy harus menunggu dulu disini, Min Woo juga berjanji akan kembali kesini setelah ia bekerja jadi untuk semetara waktu Roy tinggal dulu bersama ahjumma.

Roy tidak menjawab, ia hanya mengerucutkan bibirnya. Min Woo memeluk Roy untuk tidak usah merasa khawatir, ia akan bersenang senang dengan Roy nantinya. Roy yang polos meminta ayahnya untuk berhati hati dengan orang orang yang jahat.
 

Seok Hoon memberikan hasil kerja nya pada Seo Young. Seo young mengatakan kalau ia puas dengan hasil kerja Seok Hoon mengingat waktu yang ia berikan pada Seok Hoon tidak lah banyak.

Meskipun tidak terlalu terlihat tapi Seok hoon senang mendengar pujian dari Seo Young. Tapi Seo Young menambahkan kecuali satu hal yang tidak ia sukai. wajah Seok Hoon yang semula rileks berubah sedikit tegang.
 

Seo Young mengatakan kalau ia tidak melihat Colline Consultan masuk dalam 5 daftar, yang ia tahu mereka terkenal dengan keuntungannya. kenapa Seok Hoon menyingkirkan mereka?

"tidak ada yang salah dengan perushaannya tapi presidennya memiliki cacat"

"aku tidak melihat cacat di laporannya" jawab Seo Young

Seok hoon kemudian menjelaskan kalau presidentnya berhubungan dengan gangster di jepang, ada banyak uang yang terlibat disana..

"jadi?" seru Seo Young

Seok Hoon mengatakan apa Seo Young bisa bekerja dengan orang yang bermoral rendah seperti itu?

Seo Young mengerti jalan pikir Seok Hoon, Seo Young kemudian berkata "Cha Seok Hoon siii. pernahkan kau mendnegar pepatah Deng Xiaoping bahwa warna kucing tidak lah penting asalkan bisa menangkap tikus?"

Seok Hoon menjawab "tentu saja tidak apa apa jika kucing hitam atau putih . Dia hanya perlu kemampuan khusus untuk menangkap tikus. Tapi jika kau berfikir tikus adalah orang korea.tentu saja kepribadian itu penting."

"Dengar Cha Seok Hoon siii. uang tidak memiliki kewarganegaraan. tidak peduli nilai nilai pribadi atau filsafat."

Seo Young kemudian memutuskan kalau mereka akan menggunakan Colline bukan pasific Consulting sebagai calon ketiga.

Seok Hoon yang mendngar hal itu berkata kalau Seo young belum berubah sedkit pun. Seo Young yang mendengar hal itu menanggapi kalau omongan Seok Hoon adalah pujian.

Seo Young mengatakan kalau hari ini sudah cukup dan besok mereka akan berwisata dengan para calon jadi Seok Hoon bisa mengatur jadwalnya, Seok hoon bisa kan melakukannya?.

"aku sudah kau beli. aku akan menutup mulutku dan melakukan apapun yang kau minta"

Seo Young tersenyum mendnegar hal itu, ia kemudian mengatakan kalau ia sudah mengirimkan $ 300.000 ke rekening Seok Hoon jadi sampai jumpa besok.
 
 

Dikamarnya Seok Hoon memeriksa ponselnya, ada begitu banyak panggilan tak terjawab dari Hong Joo, 20 panggilan. Seok Hoon melihat ke arah pintu, sepertinya Seok Hoon berniat untuk melanggar peraturan mereka.

Seok Hoon lalu membuka pesan yang ada di dalam ponselnya dan menemukan pesan dari Seo Young yang menyatakan kalau dirinya sudah mengirim uang untuk kerja nya hari ini.

Seok Hoon ragu tapi ia mencoba menguatkan niatnya untuk menelpon Hong Joo.

Seok Hoon menelpon adik Hong Joo menanyakan apa ada Hong Joo dirumah ia ingin bicara. adik Hong Joo berusaha memanggil kakaknya dari kamarnya tapi tidak ada jawaban. Adik Hong Joo berfikir kalau kakaknya mungkin sudah tidur, Seok Hoon mengerti ia meminta adik Hong Joo untuk menyampaikan padanya bahwa dirinya menelpon dan meminta Hong Joo menelpon dirinya kembali.
 

Seo Young menyandarkan kepalanya ke arah dinding kamar mandinya. kemudian ia membenarkan posisi tubuhnya, ia menghela nafas berat berfikir. (emmm apa Seo young nguping ya di kamar mandi?)
 

Seo Young membuka pintu kamar Seok Hoon, dengan hanya menggunakan baju tidur Seo Young masuk. Seok Hoon yang awalnya memejamkan matanya akhirnya membuka matanya begitu terasa ada cahaya yang masuk di kamar tidurnya yang gelap.
 

Seok Hoon menatap Seo Young dalam. keduanya berdiri berdekatan.Seok Hoon menarik helaian rambut Seo Young kebelakang lalu menciumnya.


Auuuuuu apa mereka benar benar berciuman? emmmmm. Belum bisa banyak komentar tapi kayaknya Seo Young adalah orang yang gila kerja sampe di umurnya yang sekarang dirinya belum menikah. Sementara Seok Hoon kayaknya dia orang yang benar benar menjunjung tinggi kebenaran, Dia nggak mau melakukan bisnis dengan cara kotor.

Klo Min Woo ini bapak bapak udah punya istri tapi masih aja genit, haduhhhh anak nya udah lebih dari satu lagi. Hong Joo emmm kayaknya dia orang yang lembut,penyayang dan Min Woo suka benget perempuan yang seperti ini hehehheh.

2 komentar:

  1. aduh Kang Min Woo ini udah punya istri dan anak masih aja ngelirik cew. lain...hihihi MW bakalan ada loveline g ya sma HJ hahahha tpi kasian istrinya MW donk udah teraniya suaminya begitu lagi....
    ditunggu part 2nya..

    BalasHapus
  2. Waktu Min Woo tahu Hong Joo udah punya suami kayaknya kecewa banget tuh hahahaha... ampun nih orang ga nyadar apa didepan dia ada anaknya wakakaka

    BalasHapus