Saat di kantor Se Young di kejutkan dengan kedatangan Seok Hoon yang tidaka terduga. sekertaris Se Young menyampaikan kalau Seok Hoon tidak ada di dalam jadwal Se Young, apa ia harus mempersilakan Seok Hoon masuk.
Se Young seperti tidak mendengar perkataan sekertarisnya hingga sang sekertaris harus menyadarkannya terlebih dahulu. Se Young kemudian menjawab kalau Seok Hoon boleh masuk.
Seok Hoon masuk ke ruangan Se Young, Se Young berkata kalau ini mengejutkan, apa ada hal lain yang harus mereka bicarakan?
Seok hoon diam tidak menjawab sehingga Se Young harus menegurnya "Tuan Cha Seok Hoon?"
Seok Hoon :" aku dengar kau sedang mencari pekerja. aku mohon ijinkan aku membantumu dengan proyek Hotel M.
Se Young menarik alisnya heran, apa maksud Seok hoon dengan itu.
Seok Hoon :"aku akan menjual waktuku selama 3 bulan bukan 3 minggu. maukah kau membeli waktuku lagi?"
Wajah Se Young menajam lalu memalingkan wajahnya ke samping, "apa alasanya?"
"kau menolak penawaranku sebelumnya, pasti ada alasan kenapa kau tiba tiba berubah pikiran."
Seok hoon:"aku ingin memeriksa sesuatu. aku tidak ingin kau menyuapiku dengan beberapa kesepakatan berlebihan. Malahan aku ingin menempatkan diriku sendiri pada tes dan melihat betapa mampunya aku dengan membantumu dalam proyek hotel M. kau hanya perlu memutuskan apakah aku orang yang tepat yang kau butuhkan."
Se Young berdiri beralih duduk di sofa kantornya dan meminta Seok Hoon untuk duduk. Se Young dengan jujur berkata kalau dirinya sadar bantuan Seok Hoon akan bernilai jika Seok Hoon bergabung dalam tim mereka, Se Young mengakui kalau Seok Hoon adalah orang yang tepat untuk proyek ini tapi ada aturan di perusahaan ini.
Se Young tidak bisa langsung memperkerjakan Seok Hoon tanpa mempunyai alasan yang bagus atau situasi yang khusus. Seok Hoon seperti menantang Se Young, apa yang harus ia lakukan untuk masuk kedalam perusahaan Se Young, jika ia perlu kualifikasi yang lebih, ia akan berusaha mendapatkan itu dan jika Se Young perlu hasil maka ia akan tunjukkan pada Se Young, katakan saja apa yang Se Young butuhkan.
Se Young tersenyum mendengar tekad yang ada di diri Seok hoon sambil berkata kalau Seok Hoon nampaknya tidak akan menyerah dengan mudah.
Presdir hotel M Du Chang Hwa akan mengunjungi korea dan pihak Ajin sudah membuat gerakan tapi perusahaan mereka tidak mempunyai banyak informasi tentang hal itu, jadwal Presdir Du dan informasi kontaknya semuanya terselubung jadi Seok Hoon harus mencari jadwal Presdir Du selama di korea, itu akan menjadi tes untuk mempekerjakan Seok Hoon atas situasi khusus.
Seok Hoon menjawab dengan enteng apa hanya itu yang perlu ia cari tau?
Se Young tersenyum melihat tingkah Seok Hoon, mengatakan kalau ini tak semudah yang Seok Hoon kira.
Seok Hoon tidak menjawab perkataan Se Young, Seok Hoon berdiri lalu bilang kalau ia yakin Se Young tidak akan memberikan hal yang mudah untuk menjadi tugasnya, jadi ia akan memberikan semua yang ia punya untuk mendapatkan informasi tersebut.
Setelah mengatakan hal itu Seok Hoon pamit pergi dari sana sementara Se Young yang sedari tadi nampak tenang baru memunculkan wajah tegangnya yang sedari tadi ia tahan.
Setelah Roy akhirnya bergabung dalam keluarga besar ayah nya Min Woo, Hong Joo pulang kerumah ayahnya. Saat memasuki kamarnya Hong Joo menemukan kamar yang sepi tak ada Seok Hoon dan yang membuatnya lebih miris adalah ketika Hong Joo membuka lemarinya dan hanya menemukan gantungan gantungan baju yang tergantung, Hong Joo hanya bisa menghela nafas.
Di rumah kediaman Presdir Kang Min Woo, Ibu Min Woo menunggu kedatangan cucu laki laki satu satunya dengan tidak sabaran sementara anak Min Woo yang pertama Yoon Ah dari pernikahannya memasang wajah jutek cemberut melihat tingkah neneknya.
Sang nenek terlihat begitu gembira ketika Roy datang, nenek langsung menyebut kalau Roy adalah cucu kesayangannya, nenek bahkan berkata kalau Roy mirip sekali dengan Presdir Kang mereka, Roy memang anak dari keluarga mereka. Roy mengucapkan salam pada neneknya, sang nenek yang mendnegar hal itu begitu gembira mengatakan kalau dirinya adalah nenek Roy.
Roy menoleh ke kiri kanan melihat siapa saja yang ada di sana, Roy menoleh dengan takut takut.
Ji Sun yang juga berada di sana meminta anak anaknya untuk mengucapkan salam pada Roy tapi sayangnya anak pertama Ji Sun, Yoon Ah tidak menyambut Roy dengan gembira melainkan lari dari sana ngambek.
Sang nenek yang melihat tingkah cucu perempuannya itu langsung marah marah berteriak kalau Yoon Ah anak yang menyusahkan. Sedangkan sang adik yang melihat kakaknya berlari dari sana memanggilnya ingin menyusul tapi sebelum itu Sung Ah menoleh kearah Roy memperingatkan kalau dirinya ini lahir lebih dulu dari pada Roy jadi Roy harus memanggilnya dengan sebutan Noona (kakak). hehehheheh lucu liat nie anak mulutnya itu loh hihihiihih
Min Woo menelpon Roy, ia tanya apa Roy sudah bertemu nenenknya, apa neneknya bilang kalau Roy itu tampan? Roy mengangguk mengatakan kalau nenek berkata kalau dirinya ini mirip dengan ayah.
Min Woo yang mendengar hal itu langsung menyahut tentu saja, Roy kan putranya. min Woo lalu tanya apa Roy sudah bertemu dengan saudara saudaranya? Roy mengangguk mengiyakan tapi mereka tidak terlalu banyak bicara.
Min Woo berusaha memberikan pengertian pada Roy kalau Roy tidak perlu khawatir karna nantinya Roy akan akrab dengan saudara saudarnya yang lain.
Roy memberikan ponselnya pada Ji Sun yang pada saat itu juga berada di kamarnya, Ji Sun yang sedang merapikan pakaian Roy mengambil alih ponsel tersebut bertanya ada apa.
Min Woo meminta Ji Sun untuk memberikan pengertian pada Yoon Ah, Ji Sun kesal kenapa harus ia yang menjelaskan jangan melimpahkan semuanya padanya, seharusnya Min Woo lah yang menjelaskan semuanya pada anak anak mereka memberi mereka pengertian, MinWoo seharusnya melakukan apa yang seharusnya Min Woo lakukan.
Ji Sun yang kesal mematikan telpn tersebut, memegang kepalanya lalu tanpa sengaja melihat kearah Roy. Roy yang polos hanya melihat kearah Ji Sun seakan menunggu apa yang akan di katakan Ji Sun,
Ji Sun menghela nafas lalu memberittahu Roy kalau toilet ada di ujung lorong jika Roy ingin pipis Roy bisa melakukannya kapan saja.
Roy mengangguk mengerti masih melihat kearah Ji Sun. Ji Sun kemudian berkata kalau mulai sekarang rumah ini adalah rumah Roy yang sebenarnya, apa Roy gugup? dengan Polos Roy mengangguk berkata sedikit.
Ji Sun tertawa berkata kalau itu tidak lebih banyak daripada dirinya. Ji Sun lalu berakta kalau Roy harus turun ketika ia memanggilnya, ia akan memanggil Roy saat makan.
Nampaknya Seok Hoon begitu bekerja keras untuk lolos dalam tes yang di berikan Se Young padanya, ia mencari beberapa informasi dari beberapa buku dan koran.
Semmentara di rumah keluarga Hong Joo, Hong Joo menyiapkan makan malam bagi ayah dan adiknya tanpa Seok Hoon sang suami. ayah menyindir kalau Seok Hoon tidak ada di sini karna Hong Joo ada di sini, keluarga mereka ini kecil tapi kenapa begitu memerlukan perjuangan untuk makan malam bersama.
Hong Joo tidak menanggapi, Hong gyu berkata kalau bagaimanapun ia lega kakaknya berhenti dari pekerjaan itu, pekerjaan semacam itu tidak terlalu baik jika berlama lama.
ayah yang tidak tau apa apa tanya, memangnya kenapa? pekerjaan semacam itu?
Hong Joo melirik adiknya yang bicara sembarangan, Hong Gyu melirik ayahnya lalu mengalihkan pembicaraan di kota mana Seok hoon bekerja.
Hong Joo menjawab dengan tidak yakin dimana itu, Hong Gyu protes Seok hoon pindah kerja tapi Hong Joo tidak tau itu dimana? apa mereka berdua memang benar benar menikah?
Hong Joo meminta adiknay untuk tidak mengatakan hal yang aneh aneh. Hong Gyu protes kalau kakaknya lah yang aneh, bagaimana jika kakak iparnya selingkuh?
Hong Joo menjawab dengan lemah kalau bukan berarti Seok Hoon tidak akan melakukannya meskipun mereka tinggal bersama.
Hong Gyu tentu saja kaget dengan perkataan kakaknya, ia ingin melanjutkan pembicaraan ini tapi ayah langsung menyela mengatakan untuk tidak menghancurkan selera makan mereka. Hong Gyu berhenti bertanya, sementara sang ayah melihat ke arah putri nya yang seperti sedang menahan tangis, ayah tau kalau anaknya dan suami sedang dalam masalah.
Se Young kembali memikirkan keberanian Seok Hoon yang menantangnya tadi untuk memberikannya tes dan untuk mengetahui apa dirinya orang yang tepat atau bukan, mengingat hal itu Se Young tersenyum.
Se Young mendapatkan telpon dari ahjumma yang memintanya untuk singgah dulu di kediaman ayahnya.
Seo Young tersenyum saat masuk ke dalam rumah ayahnya, ia melihat adiknya yang sedang di hukum oleh ayah mereka dengan kedua tangan di angkat. ahjumma yang melihat kedatangan Se Young memeberitahu tuan Yoo kalau anaknya ada di sini.
Tuan Yoo marah marah, apa Se Jin yang meminta kakaknya untuk datang kesini? jangan membuat kakaknya memasukkan banyak hal lagi kedalam jadwalnya yang sudah sibuk.
Se Young tersenyum melihat kearah ayahnya mengatakan untuk bersantai sedikit. adiknya Se Jin sudah 2 jam di hukum seperti itu.
Tuan Yoo marah meskipun 3 bulan Se Jin di hukum seperti ini, itu tidak akan cukup untuk memberinya pelajaran. apa Se Young tau dari mana adiknya ini mendapatkan semua uang untuk membeli semua barang ini?
ahjumma berusaha menjelaskan kalau Se Jin bilang ia menabung upahnya dan mendapatkan barang barang yang ada di meja ini sebagai hadiah.
Tuan Yoo berbalik memarahi ahjumma , apa ahjumma juga ingin mendapatkan pelajaran sama seperti Se Jin?
Se Young terus tersenyum, ia meminta ayahnya berhenti menghukum Se Jin dnegan tangan di angkat, Se JIn bukan anak kecil lagi.
Tuan Yoo yang marah berkata itu lah yang membuat dirinya marah, Se Jin ini bukan anak kecil lagi tapi berapa uang perbaikan mobil yang Se Jin dapat dari kecelakaan kecil yang dia alami?
Se Jin menjawab tanpa rasa berdosa dan tentu saja dengan manja, 3.540.000
Tuan Yoo menanggapi bagaimana ia tidak marah, anak ini(Se Jin) menghabiskan setiap sen nya di mall.
Se young berusaha mengkonfirmasi, apa semua itu benar.
Se Jin tidak bisa berbohong, ia mengatakan kalau di mall sedang ada diskon besar besaran dan dirinya tidak bisa tidak membelinya, ia harus membelinya.
Tuan Yoo langsung ngomel kalo Se Jin memang punya mulut tapi tidak berhak untuk berbicara. Se Jin langsung mengatupkan mulutnya mingkem. Tuan Yoo mengatakan kalau Se Jin adalah yang termuda di perusahaan DongSung dan jika Se Jin terus mengahbiskan uang seperti ini, ini akan menghancurkan namanya dan juga kakak Se Jin.
Se Jin ngeles kalo kakaknya melakukan pekerjaan dengan hebaat, jadi dirinya tidak akan bisa menghancurkan kakaknya begitu saja, untuk apapun yang ia lakukan.
kakak Se Jin bahkan terjun kelapangan dan bergabung makan bersama karyawan jauh lebih muda dari umur Se Jin yang sekarang,Se Jin kaya karna kakaknya sudah bekerja keras mati matian. kakaknya bahkan tidak menikah dan terus bekerja untuk mengembangkan perusahaan mereka ke posisi yang sekarang.
Se Jin yang kesal lalu membangkang, ia berdiri menghadap ayahnya "apa kakaknya hanya bekerja untuknya? memangnya itu salahku dia tidak menikah?"
"apa yang barusan kau katakan?"seru Tuan Yoo
Se Young berusaha menenangkan suasana meminta Se Jin untuk tenang. Tapi Se Jin tidak mau dengar ia terus berbicara marah"kau sempurna. kau punya segalanya. sekarang karna kau punya seorang pria, kau hanya harus menikah untuk menjadi lebih sempurna'"
"Yoo Se Jin"bentak Se Young
"kenapa aku selalu jdi kantung tinju"teriak Se Jin frustasi lalu pergi dari sna
Ahjumma ingin mengejar tapi di larang oleh Tuan Yoo,Tuan Yoo bahkan meminta ahjumma untuk mengunci pintu depan dan melarang Se Jin untuk pulang.
Tuan Yoo lalu tanya apa maksud Se Jin tadi, Se Young punya seorang laki laki? Se Young meminta ayahnya untuk tidak terlalu menanggapi omongan Se Jin karna Se Jin tidak bisa mengontrol ucapannya. Tuan Yoo mencibir kalau Se Young tidak lebih baik meskipun Se Jin lebih tua.
Sebelum menemui istrinya Min Woo pergi menemui Roy di kamarnya yang sesudah tertidur. saat Min Woo tiba di kamarnya, Ji Sun langsung menyindir kalau seharusnya Min Woo menangis kegirangan karna sekarang sudah tinggal dengan putranya sendiri satu atap.
apa Min Woo baru saja dari kamar anak itu? tanya Ji Sun.
Min Woo menjawab tentu saja, ia juga pergi kekamar Yoon Ah dan Sung Ah, apa Ji Sun puas?
Ji Sun menajwab tentu saja, dan lagi ibu Min Woo sangat tidak malu dengan pilih kasihnya jadi setidaknya min Woo harus adil.
Min Woo yang tau maksud istrinya langsung bilang kalau lebih baik mereka langsung ke intinya saja dari pada terus berputar putar.
Min Woo memberitahu Ji Sun kalau tidak lama lagi ia akan ada rapt kantor dan ia meminta Ji Sun untuk mengurusi rumah. Ji Sun langsung bilang jadi Min Woo tidak akan bertanggung jawab atas tindakannya sendiri?
Min Woo minta maaf, ia tau kalau Ji Su sudah membuat keputusan yang sulit tapi Ji Sun lah orang yang ia percaya dan bisa di andalkan,rayu Min Woo.
Ji Su kembali menyindir siapa yang tau kalau tiba tiba Min Woo kembali mengejutkannya dengan menyimpan perempuan di suatu tempat.
Hong Gyu pergi menemui Se Jin di sebuah bar. Se Jin yang mabuk kaget melihat Hong Gyu ada di sana, ia tanya apa yang membawa Hong Gyu datang kesini? apa Hong Gyu juga sering datang kesini.
Hong Gyu kesal berkta kalau Se Jin lah yang memintanya kesni untuk mengambil kunci miliknya. Se Jin yang mabuk bingung benarkah?
Hong Gyu tidak mau berlama lama ia meminta Se Jin memberikan kuncinya saja. Se Jin masih tidak mau ia malah tanya apa Hong Gyu datang kesini bukan kaarna merindukannya?
Hong Gyu merespon dengan menyebut Se Jin dengan sebutan wanita gila, ia menegadahkan tangannya meminta kuncinya.
Se Jin berteriak tidak lalu tertidur...
Se Jin berteriak tidak lalu tertidur...
Hong Gyu yang melihat pemandangan di depannya menghela nafas "kau gila dan mabuk. berapa banyak sisi mempesonakan yang kau miliki?(cie cieeeeee Hong Gyu udah mulai kepincut ya hihihihi)"
Se jin tidak menjawab, Hong Gyu lalu menyentuh Se Jin dengan tangannya bilang apa Se Jin tidur? Se Jin tetap tidak menjawab, Hong Gyu kesal lalu berteriak "HEIIII"
Pada akhirnya Hong Gyu membawa Se Jin keluar, untuk membawa Se Jin pulang. Hong Ggyu sibuk mencari taksi sedangkan Se Jin yang mabuk berdiri tidak seimbang, miring sana miring sini.
Hong Gyu lalu tanya di mana rumah Se Jin tapi sejin tidak mau menjawab, Hong Gyu kemudian bertanya lagi dimana sebenarnya rumah Se Jin, Se Jin menajwab kalau ia tidak mau pulang kerumah.
Se Jin lalu jongkok di pinggir jalan bercerita "tidak ada yang membelaku. aku itik buruk rupa"
Hong ikut nongkrong di dekat Se Jin ikut bercerita "aku tau ini menyedihkan.tidak ada orang di keluargaku yang punya satu kekurangan dan aku satu satunya yang membuat kekacauan"
Se Jin melihat kearah Hong Gyu aneh, menuduh kalau Hong Gyu sama sepertinya
Hong Gyu yang sadar kalau baru saja dirinya berceirta tentang dirinya
sendiri langsung ngeles kalau yang ia maksud bukan dirinya tapi Se Jin,
ia sedang membicarakan Se Jin.
Hong Gyu lalu berdiri berkata bagaimanapun Se jin harus pulang, Se Jin menjawab kalau dirinya akan pulang kalau Hong Gyu menggendongnya di punggung Hong Gyu.
Hong Gyu berteriak "aku tidak segila ituuuu"
Dengan payung di atasnya Se Jin tersenyum karna saat ini di tengah rintik hujan, Hong Gyu menggendongnya untuk pulang.
Mata Se Young melotot saat melihat siapa yang menekan bel apartementnya, Hong Gyu yang mengendong Se Jin, memperlihatkan wajah Se Jin melalui layar yang tertidur pulas.
Se Young tidak percaya adiknya masuk kerumahnya dalam keadaan mabuk dan bersama seorang laki laki. Hong gyu berusaha menjelaskan kalau Se Jin tidak minum minum dengannya, ia hanya datang untuk mengambil kuncinya. Dan Se Jin juga bilang padanya kalau dirinya tidak mau pulang kerumah, ia minta di antar ke tempat kakaknya.
Se Young lalu meminta Hong Gyu untuk membawa Se Jin kekamar. Se Jin berbaring di tempat tidur, saat Se Young melihat lebih dekat lagi Se Young ingat, ia tau siapa Hong Gyu sebenarnya.
Se Young bilang kalau Hong Gyu jauh lebih tampan dari pada yang di foto. Hong Gyu heran foto apa?
Se Young lalu meminta tolong pada Hong Gyu untuk menjaga Se Jin, Hong Gyu tambah heran dan binggung, ia berkata kalau ini bukan seperti apa yang Se Young pikirkan.
setelah mengatakan hal itu Hong Gyu pamit pulang.
Seok Hoon mendapat pesan dari Se Young yang membuatnya tersenyum,
Bagaimana? senang bermain petak umpet?
Tidak membuang waktu Seok Hoon segera membalasnya
Aku sedang berusaha melawan Goliath
Se Young tersenyum melihat balasan pesan yang dikirm oleh Seok Hoon, Se Jin yang berada di sampingnya terbangun melihat kakaknya yang tersenyum lalu kembali tidur. Se young hanya melihat adiknya yang merubah posisi tidurnya lalu kembali fokus membalas pesan Seok Hoon.
Respon yang di tunjukkan Seok Hoon sangat berbeda ketika Hong Joo mengiriminya pesan, Seok Hoon tidak terlihat tersenyum
Bagaimana tempat temanmu?
belum sempat Seok Hoon membalas pesan Hong Joo pesan lain kembali masuk dari Se Young Semoga beruntung.
Seok Hoon menghela nafas berat bingung...
Dikamarnya Hong Joo mendapat balasan dari Seok Hoon Tidak terlalu buruk. apa kau baik baik saja?
Hong Joo yang membaca pesan dari Seok Hoon hampir menangis bagaimana mungkin ia bisa baik baik saja, bodoh.
Sementara di tempat lain Se Young menunggu dengan sabar balasan dari Seok Hoon, tapi ternyata Seok Hoon juga tidak kunjung membalas pesannya.
Pagi hari di kediaman Presdir Kang, anak anak berkumpul untuk mengucapkan selamat jalan pada ayah mereka yang akan bekerja. Tak lupa Min Woo memberikan kecupan di pipi pada anak anaknya tapi ketika tiba giliran Yoon Ah, Dengan cuek Yoon Ah menolak kecupan dari ayahnya dan berlari menjauh.
MinWoo melirik kearah Ji Sun, Ji Sun yang juga melihat sikap Yoon Ah pada ayahnya hanya mengangkat bahu tanda tidak tau.
Min Woo hanya bisa menghela nafas, lalu pamit pada ibunya.
Setelah kepergian putra kesayangannya, nenek langsung mengajak Roy untuk bermain tanpa menghiraukan cucu cucunya yang lain yang ada di sana. nenek bahkan memeluk Roy dan mengajak Roy untuk bermain di kamarnya. Yoon Aah yang berada di lantai atas melihat dengan iri kasih sayang yang di berikan neneknya pada Roy.
Tanpa di duga Min Woo mendapat telpon dari Seok Hoon. mendapat telpon dari Seok Hoon tentu saja membuat Min Woo kaget, Min Woo bahkan memastikan apa benar ini Seok Hoon suami Hong Joo. Seok Hoon membenarkan ia ingin bertemu dengan Min Woo.
Pengacara Choi kaget ketika melihat Seok hoon masuk ke ruangan Presdir Kang tapi dirinya tidak bisa berkata apa apa. Min Woo tidak percaya kalau dirinya dan Seok Hoon akan kembali bertemu ia kira mereka tidak akan lagi pernah ketemu tapi apa sekarang mereka malah sedang berhadapan.
Min Woo lalu tanya apa yang membawa Seok Hoon kesini. Seok Hoon langsung masuk ke inti permasalahan kalau dirinya ingin mengetahui di mana dan kapan Min Woo akan bertemu dengan Presdir Du dari Hotel M, ia tau kalau Min Woo sedang membicarakan pengambil alihan hotel tersebut.
Min Woo tentu saja terkejut kenapa tiba tiba Seok Hoon membicarakan hal ini, ia kira ini bukanlah hal yang menarik untuk Seok Hoon.
Seok Hoon menjawab kalau dirinya sedang membantu Presdir Yoo dari perusahaan DongSung, lebih tepatnya dirinya sedang membantu untuk pengambil alihan hotel M. ia sudah melakukan semua yang terpikirkan olehnya tapi mencari tahu jadwal Presdir Du bukanlah tugas yang mudah jadi menurutnya langsung mendengar hal ini dari Min Woo akan membuatnya mendapatkan jawaban yang lebih jelas.
Min Woo seakan masih tidak percaya apa memang benar Seok Hoon sedang membantu Presdir Yoo dari perusahaan Dongsung?
Seok Hoon menjawab ya. Min Woo terdiam kehabisan kata kata. ia kemudian bilang kalau ia ingin membantu Seok Hoon tapi sayangnya ia harus mengecewakan Seok Hoon. Dongsung dan Ajin sedang bersaing untuk mengambil alih hotel M dan mereka sudah banyak bekerja untuk mengatur pertemuan ini jadi ia tidak bisa menyerahkan begitu saja kesempatan yang sudah ada di depan matanya untuk pesaingnya.
Seok hoon: "Bukankah Ajin adalah perusahaan yang lebih besar dari pada Dongsung, Ajin bahkan mempunyai 3 sampai 4 kali anak cabang, satu satunya area yang bertindihan dengan Dongsung adalah rantai sirkulasi distribusi restoran dan kopi."
lalu? tanya min Woo.
Seok Hoon : "kau berada di kelas berat yang lebih tinggi tapi kau curang dan menyerobot dan itu bukan persaingan yang adil.
Min Woo lalu menawarkan apakah jika ia memberikan informasi tentang pertemuan tersebut, ini akan di sebut sebagai persaingan yang adil?
Seok hoon membuat perjanjian pada Min Woo, kalau mereka akan memberikan informasi atas sesuatu yang di butuhkan perusahaan Aajin kelak bahkan jika itu kekalahan bagi mereka(Wow Seok hoon, kira kira keterlaluan nggak ya dia bilang gitu. kan belum ada persetujuan dari Se Young).
Min Woo menanggapi dengan tidak yakin kalau hal itu akan terjadi. Seok Hoon ikut tertawa bersama Min Woo mengatakan kalau mereka tidak pernah tau kemana hidup akan membawa mereka.
Min Woo lalu mengatakan kalau dirinya akan mengatakan tidak untuk kesepakatan tapi sebaliknya ia akan meminta maaf dan permintaan maaf itu untuk apa yang ia lakukan malam itu(malam di mana Min Woo mencampuri pertengkarannya dengan Hong Joo)
Seok Hoon menanggapi kalau hal itu tidak apa apa, dirinya saja yang terlalu berlebihan. Min Woo berkata kalau dirinya tidak bisa mengabaikan Seok Hoon begitu saja setelah berdebat dengan Presdir Yoo dan ia harus membalas semua kebaikan Hong Joo.
Bagaimanapun jugaPresdir Du lah yang akan membuat keputusan. Min Woo lalu menanyakan kabar Hong Joo. Seok Hoon yang kebingunggan balik tanya bukankah Hong Joo ada di villa Min Woo. Min Woo menjelaskan kalau Hong Joo sudah berhenti, apa Seok Hoon tidak tau?.
Se Jin begitu terkejut sekaligus girang saat kakaknya Se Young mengatakan padanya kalau yang mengantar Se Jin malam tadi adalah pria tampan yang ada di ponsel Se Jin dan pria itu menggendong Se Jin di punggungnya.
Se Jin yang mendengar hal itu melonjak kegirangan, ia menanyakan hal itu lagi pada kakaknya apa semua itu benar? karna dirinya benar benar tidak ingat apa yang terjadi semalam.
Se Jin begitu gembira, ia pikir semua itu hanya mimpi tapi ternyata bukan. Se Jin langsung meminta pendapat kakaknya bagaimana dia(Hong Gyu) bukankah dia seksi?
Se Young tidak menanggapi ia meminta Se Jin untuk meminta maaf pada ayah mereka, pulang dan terlihat menyesal. Se Jin diam saja, ia lalu meminta maaf pada kakaknya atas semua yang ia katakan malam itu, kakakanya tau kan kalau dirinya tidak bersungguh sungguh?
Se Young berkata kalau Se Jin begitu menyesal bersihkan apartementnya sampai berkilau. Se Jin langsung mengerutu "jahatnya"
"tentu, tapi lihat siapa yang berbicara" ucap Se Young sambil tersenyum.
Seok Hoon masuk ke kantor Se Young. melihat hal itu Se Young bisa menebak kalau Seok Hoon gagal menjalani tesnya "sudah kubilang tidak mudahkan? maafkan aku."
Seok Hoon lantas bilang kalau dirinya sudah mendapatkannya, jadwal presdir Du. Se Young seakan tidak percaya, lalu tersenyum lega karna Seok Hoon akhirnya bisa melewati tes ini. Seok Hoon yang melihat Se Young tertawapun ikut tersenyum.
Min Woo sengaja memanggil pengacara Choi menanyakan kalau pengacara Choi pasti tau kan kalau Seok Hoon membantu Se Young, Seok Hoon kan yang membantu Se Young ketika di hongkong? Pengacara Choi menjawab dengan jujur kalau dirinya tidak tahu apapun mengenai hal itu.
Min Woo yang mendnegar hal itu tersenyum...
Seok Hoon memberikan semua informasi yang ia dapatkan pada Se Young bahwa Ajin hanya mengetahui jadwal Presdir Du di korea hanya pada tanggal 29 karna pada tanggal itu ada pertemuan mengenai kontrak dan itu di laksanakan di hotel kapital dan tentu saja informasi pribadi presdir Du juga tidak di ketahui.
Se Young tidak merespon informasi yang di berikan Seok Hoon padanya, yang ada di kepalanya saat ini adalah bagaimana cara Seok hoon meyakinkan Presdir Kang untuk memberikan informasi ini karna dari apa yang ia ketahui, Min Woo tidak akan berbagi informasi seberharga ini dengan begitu mudah.
Seok hoon hanya menajwab kalau dirinya mengatakan pada Min Woo untuk membuat persaingan ini menjadi persaingan yang adil.
"jadi itu yang kau pikirkan, pada akhirnya tim yang kalah memohon pengampunan. aku tidak suka caramu" seru Se Young
Seok Hoon menjawab kalau dirinya mengatakan pada Se Young untuk mencari jadwal Presdir Du, ia tidak pernah mengatakan Se Young akan menyukai caranya.
Se Young melamun
Flashback
Seok hoon marah karna asumsi pribadi Se Young tidak lah masuk akal, tidak benar. Se Young menanggapi kalau entah pemikirannya itu benar atau salah ia adalah Presdirnya.
Flashbakc End
Seok hoon bilang kalau memang Se Young tidak puas atas kerjanya berarti ia dan Dongsung memang benar benar tidak berjodoh.
Se Young akhirnya memutuskan untuk memberikan kesempatan satu kali lagi pada Seok Hoon, ia meminta Seok Hoon untuk mengatur jadwal pertemuan dengan Presdir Du
Seok hoon mengerti, karna jika kali ini Se Young gagal maka pengambil alihan hotel M tidak akan pernah terjadi. Seok Hoon lalu berjanji kalau dirinya akan menghunbungi Presdir Du. setelah mengatakan hal itu Seok hoon kelaur dari ruangan Se Young.
Hong Joo sibuk menelpon teman temannya untuk mencari pekerjaan, saat dirinya sedang mencatat ada panggilan masuk dari Min Woo. Min Woo langsung berbicara apa Hong joo tidak berniat untuk mengambil gajinya? ia sedang dalam perjalanan sekarang.
Min Woo memberikan gaji sesuai hari kerja Hong Joo, karna ia tau jika ia melebihkan nya maka Hong Joo akan marah. Hong Joo mengangguk, Min Woo lalu bilang kalau lebih baik mereka maakn terlebih dahulu tapi Hong Joo menolak karna diirnya akan pergi setelah menghabiskan tehnya.
Hong Joo tanya bagaimana kabar Roy, apa dia senang memiliki banyak anggota keluarga? Min WOo menjawab kaalu ibunya memperlakukan Roy seperti pangeran.
Hong Joo lalu memberikan bunga dan beberapa tanaman herbal yang di tanam Roy waktu di vila, Roy pasti akan senang melihat tanaman itu dan Roy juga bisa menanamnya kembali di halaman depan rumah nya. Min Woo tidak percaya, apa Roy yang menanam semua ini?
Min Woo meminta Hong Joo untuk sesekali mengunjungi Roy, Hong Joo menajwab kalau di sana ada istri Min Woo. Min Woo heran memangnya ada apa dengan istrinya? Hong joo memberi nasehat akan lebih baik jika membiarkan mereka berdua jika dirinya berada disana itu akan menganggu hubungan mereka.
"baik baiklah pada istrimu, jika aku jadi dia aku tidak akan bisa memutuskan semudah itu untuk membesarkan anak suamiku dari wanita lain"
Min Woo tertawa mengomentari"itu adalah menerima dan memberi meskipun kita (Min Woo dan Ji Sun) menikah"
Han San sedang mengikuti seseorang dan tampaknya itu atas suruhan Min Woo.
Min Woo mengatakan jika dirinya mengatakan akan memberi tumpangan paada Hong Joo pasti Hong Joo mengatakan tidak usah karna dirinya akan naik kereta bawa tanah. Hong Joo yang mendengar hal itu tersenyum karna apa yang di akatakan Min Woo benar.
Min Woo terlihat senang karna apa yang ia perkirakan betul, ia memang benar benar sudah memahami Hong Joo kan?
Hong Joo mengatakan kalau mulai sekarang mereka tidak akan bertemu lagi jadi terima kasih untuk semuanya. Min Woo yang mendengar hal itu berfikiran lain ,ini aneh, ia punya firasatkalau mmereka akan kembali bertemu.
Mobil Min Woo sudah datang, sebelum pergi Min Woo menyampaikan kalau waktu itu ia bertemu dengan suami Hong Joo, setelah suami Hong Joo selesai bekerja. Hong Joo yang tidak tau apa apa bingung.
Min Woo menjelaskan kalau sepertinya Hong Joo tidak tau, ada sebauh perusahaan yang bernnama DongSung, di situlah suami Hong Joo bekerja dan nampaknya suami hong Joo juga tidak tau kalau Hong Joo sudah berhenti bekerja.
Hong Joo kaget gugup "perusahaan DongSung" Hong Joo nampaknya tau siapa yang ada di perusahaan tersebut. dengan wajah yang pucat Hong Joo pamit pada Min Woo.
Min Woo mengejar Hong Joo "jika kau ada masalah atau membutuhkan bantuanku. hubungi aku kapan saja. aku akan mendengarkan mu dan melakukan yang terbaik untuk membantu"
Hong Joo terlalu shock untuk menanggapi perkataan Min Woo dengan tertatih tatih dirinya berjalan menjauh dari Min Woo. Min Woo yang melihat kepergian Hong Joo nampaknya tau apa yang sedang terjadi.
Hong joo sulit untuk berjalan menahan semua apa yang ada di dalam hatinya. di zebra cross saat semua orang berjalan menyebrang dirinya hanya mematung..
hong Joo baru bergerak saat traffic light menandakan bahwa waktu pejalan kaki tidak akan lama lgi. akibatnya Hong joo hampir tertabrak.
pengendara marah marah pada Hong Joo. apa Hong joo berusaha untuk terbunuh? Hong Joo hanya diam menggigil.
Seok Hoon mendapat pesan dari Se Young yang membuatnya tersenyum,
Bagaimana? senang bermain petak umpet?
Tidak membuang waktu Seok Hoon segera membalasnya
Aku sedang berusaha melawan Goliath
Se Young tersenyum melihat balasan pesan yang dikirm oleh Seok Hoon, Se Jin yang berada di sampingnya terbangun melihat kakaknya yang tersenyum lalu kembali tidur. Se young hanya melihat adiknya yang merubah posisi tidurnya lalu kembali fokus membalas pesan Seok Hoon.
Respon yang di tunjukkan Seok Hoon sangat berbeda ketika Hong Joo mengiriminya pesan, Seok Hoon tidak terlihat tersenyum
Bagaimana tempat temanmu?
belum sempat Seok Hoon membalas pesan Hong Joo pesan lain kembali masuk dari Se Young Semoga beruntung.
Seok Hoon menghela nafas berat bingung...
Dikamarnya Hong Joo mendapat balasan dari Seok Hoon Tidak terlalu buruk. apa kau baik baik saja?
Hong Joo yang membaca pesan dari Seok Hoon hampir menangis bagaimana mungkin ia bisa baik baik saja, bodoh.
Sementara di tempat lain Se Young menunggu dengan sabar balasan dari Seok Hoon, tapi ternyata Seok Hoon juga tidak kunjung membalas pesannya.
Pagi hari di kediaman Presdir Kang, anak anak berkumpul untuk mengucapkan selamat jalan pada ayah mereka yang akan bekerja. Tak lupa Min Woo memberikan kecupan di pipi pada anak anaknya tapi ketika tiba giliran Yoon Ah, Dengan cuek Yoon Ah menolak kecupan dari ayahnya dan berlari menjauh.
MinWoo melirik kearah Ji Sun, Ji Sun yang juga melihat sikap Yoon Ah pada ayahnya hanya mengangkat bahu tanda tidak tau.
Min Woo hanya bisa menghela nafas, lalu pamit pada ibunya.
Setelah kepergian putra kesayangannya, nenek langsung mengajak Roy untuk bermain tanpa menghiraukan cucu cucunya yang lain yang ada di sana. nenek bahkan memeluk Roy dan mengajak Roy untuk bermain di kamarnya. Yoon Aah yang berada di lantai atas melihat dengan iri kasih sayang yang di berikan neneknya pada Roy.
Tanpa di duga Min Woo mendapat telpon dari Seok Hoon. mendapat telpon dari Seok Hoon tentu saja membuat Min Woo kaget, Min Woo bahkan memastikan apa benar ini Seok Hoon suami Hong Joo. Seok Hoon membenarkan ia ingin bertemu dengan Min Woo.
Pengacara Choi kaget ketika melihat Seok hoon masuk ke ruangan Presdir Kang tapi dirinya tidak bisa berkata apa apa. Min Woo tidak percaya kalau dirinya dan Seok Hoon akan kembali bertemu ia kira mereka tidak akan lagi pernah ketemu tapi apa sekarang mereka malah sedang berhadapan.
Min Woo lalu tanya apa yang membawa Seok Hoon kesini. Seok Hoon langsung masuk ke inti permasalahan kalau dirinya ingin mengetahui di mana dan kapan Min Woo akan bertemu dengan Presdir Du dari Hotel M, ia tau kalau Min Woo sedang membicarakan pengambil alihan hotel tersebut.
Min Woo tentu saja terkejut kenapa tiba tiba Seok Hoon membicarakan hal ini, ia kira ini bukanlah hal yang menarik untuk Seok Hoon.
Seok Hoon menjawab kalau dirinya sedang membantu Presdir Yoo dari perusahaan DongSung, lebih tepatnya dirinya sedang membantu untuk pengambil alihan hotel M. ia sudah melakukan semua yang terpikirkan olehnya tapi mencari tahu jadwal Presdir Du bukanlah tugas yang mudah jadi menurutnya langsung mendengar hal ini dari Min Woo akan membuatnya mendapatkan jawaban yang lebih jelas.
Min Woo seakan masih tidak percaya apa memang benar Seok Hoon sedang membantu Presdir Yoo dari perusahaan Dongsung?
Seok Hoon menjawab ya. Min Woo terdiam kehabisan kata kata. ia kemudian bilang kalau ia ingin membantu Seok Hoon tapi sayangnya ia harus mengecewakan Seok Hoon. Dongsung dan Ajin sedang bersaing untuk mengambil alih hotel M dan mereka sudah banyak bekerja untuk mengatur pertemuan ini jadi ia tidak bisa menyerahkan begitu saja kesempatan yang sudah ada di depan matanya untuk pesaingnya.
Seok hoon: "Bukankah Ajin adalah perusahaan yang lebih besar dari pada Dongsung, Ajin bahkan mempunyai 3 sampai 4 kali anak cabang, satu satunya area yang bertindihan dengan Dongsung adalah rantai sirkulasi distribusi restoran dan kopi."
lalu? tanya min Woo.
Seok Hoon : "kau berada di kelas berat yang lebih tinggi tapi kau curang dan menyerobot dan itu bukan persaingan yang adil.
Min Woo lalu menawarkan apakah jika ia memberikan informasi tentang pertemuan tersebut, ini akan di sebut sebagai persaingan yang adil?
Seok hoon membuat perjanjian pada Min Woo, kalau mereka akan memberikan informasi atas sesuatu yang di butuhkan perusahaan Aajin kelak bahkan jika itu kekalahan bagi mereka(Wow Seok hoon, kira kira keterlaluan nggak ya dia bilang gitu. kan belum ada persetujuan dari Se Young).
Min Woo menanggapi dengan tidak yakin kalau hal itu akan terjadi. Seok Hoon ikut tertawa bersama Min Woo mengatakan kalau mereka tidak pernah tau kemana hidup akan membawa mereka.
Min Woo lalu mengatakan kalau dirinya akan mengatakan tidak untuk kesepakatan tapi sebaliknya ia akan meminta maaf dan permintaan maaf itu untuk apa yang ia lakukan malam itu(malam di mana Min Woo mencampuri pertengkarannya dengan Hong Joo)
Seok Hoon menanggapi kalau hal itu tidak apa apa, dirinya saja yang terlalu berlebihan. Min Woo berkata kalau dirinya tidak bisa mengabaikan Seok Hoon begitu saja setelah berdebat dengan Presdir Yoo dan ia harus membalas semua kebaikan Hong Joo.
Bagaimanapun jugaPresdir Du lah yang akan membuat keputusan. Min Woo lalu menanyakan kabar Hong Joo. Seok Hoon yang kebingunggan balik tanya bukankah Hong Joo ada di villa Min Woo. Min Woo menjelaskan kalau Hong Joo sudah berhenti, apa Seok Hoon tidak tau?.
Se Jin begitu terkejut sekaligus girang saat kakaknya Se Young mengatakan padanya kalau yang mengantar Se Jin malam tadi adalah pria tampan yang ada di ponsel Se Jin dan pria itu menggendong Se Jin di punggungnya.
Se Jin yang mendengar hal itu melonjak kegirangan, ia menanyakan hal itu lagi pada kakaknya apa semua itu benar? karna dirinya benar benar tidak ingat apa yang terjadi semalam.
Se Jin begitu gembira, ia pikir semua itu hanya mimpi tapi ternyata bukan. Se Jin langsung meminta pendapat kakaknya bagaimana dia(Hong Gyu) bukankah dia seksi?
Se Young tidak menanggapi ia meminta Se Jin untuk meminta maaf pada ayah mereka, pulang dan terlihat menyesal. Se Jin diam saja, ia lalu meminta maaf pada kakaknya atas semua yang ia katakan malam itu, kakakanya tau kan kalau dirinya tidak bersungguh sungguh?
Se Young berkata kalau Se Jin begitu menyesal bersihkan apartementnya sampai berkilau. Se Jin langsung mengerutu "jahatnya"
"tentu, tapi lihat siapa yang berbicara" ucap Se Young sambil tersenyum.
Seok Hoon masuk ke kantor Se Young. melihat hal itu Se Young bisa menebak kalau Seok Hoon gagal menjalani tesnya "sudah kubilang tidak mudahkan? maafkan aku."
Seok Hoon lantas bilang kalau dirinya sudah mendapatkannya, jadwal presdir Du. Se Young seakan tidak percaya, lalu tersenyum lega karna Seok Hoon akhirnya bisa melewati tes ini. Seok Hoon yang melihat Se Young tertawapun ikut tersenyum.
Min Woo sengaja memanggil pengacara Choi menanyakan kalau pengacara Choi pasti tau kan kalau Seok Hoon membantu Se Young, Seok Hoon kan yang membantu Se Young ketika di hongkong? Pengacara Choi menjawab dengan jujur kalau dirinya tidak tahu apapun mengenai hal itu.
Min Woo yang mendnegar hal itu tersenyum...
Seok Hoon memberikan semua informasi yang ia dapatkan pada Se Young bahwa Ajin hanya mengetahui jadwal Presdir Du di korea hanya pada tanggal 29 karna pada tanggal itu ada pertemuan mengenai kontrak dan itu di laksanakan di hotel kapital dan tentu saja informasi pribadi presdir Du juga tidak di ketahui.
Se Young tidak merespon informasi yang di berikan Seok Hoon padanya, yang ada di kepalanya saat ini adalah bagaimana cara Seok hoon meyakinkan Presdir Kang untuk memberikan informasi ini karna dari apa yang ia ketahui, Min Woo tidak akan berbagi informasi seberharga ini dengan begitu mudah.
Seok hoon hanya menajwab kalau dirinya mengatakan pada Min Woo untuk membuat persaingan ini menjadi persaingan yang adil.
"jadi itu yang kau pikirkan, pada akhirnya tim yang kalah memohon pengampunan. aku tidak suka caramu" seru Se Young
Seok Hoon menjawab kalau dirinya mengatakan pada Se Young untuk mencari jadwal Presdir Du, ia tidak pernah mengatakan Se Young akan menyukai caranya.
Se Young melamun
Flashback
Seok hoon marah karna asumsi pribadi Se Young tidak lah masuk akal, tidak benar. Se Young menanggapi kalau entah pemikirannya itu benar atau salah ia adalah Presdirnya.
Flashbakc End
Seok hoon bilang kalau memang Se Young tidak puas atas kerjanya berarti ia dan Dongsung memang benar benar tidak berjodoh.
Se Young akhirnya memutuskan untuk memberikan kesempatan satu kali lagi pada Seok Hoon, ia meminta Seok Hoon untuk mengatur jadwal pertemuan dengan Presdir Du
Seok hoon mengerti, karna jika kali ini Se Young gagal maka pengambil alihan hotel M tidak akan pernah terjadi. Seok Hoon lalu berjanji kalau dirinya akan menghunbungi Presdir Du. setelah mengatakan hal itu Seok hoon kelaur dari ruangan Se Young.
Hong Joo sibuk menelpon teman temannya untuk mencari pekerjaan, saat dirinya sedang mencatat ada panggilan masuk dari Min Woo. Min Woo langsung berbicara apa Hong joo tidak berniat untuk mengambil gajinya? ia sedang dalam perjalanan sekarang.
Min Woo memberikan gaji sesuai hari kerja Hong Joo, karna ia tau jika ia melebihkan nya maka Hong Joo akan marah. Hong Joo mengangguk, Min Woo lalu bilang kalau lebih baik mereka maakn terlebih dahulu tapi Hong Joo menolak karna diirnya akan pergi setelah menghabiskan tehnya.
Hong Joo tanya bagaimana kabar Roy, apa dia senang memiliki banyak anggota keluarga? Min WOo menjawab kaalu ibunya memperlakukan Roy seperti pangeran.
Hong Joo lalu memberikan bunga dan beberapa tanaman herbal yang di tanam Roy waktu di vila, Roy pasti akan senang melihat tanaman itu dan Roy juga bisa menanamnya kembali di halaman depan rumah nya. Min Woo tidak percaya, apa Roy yang menanam semua ini?
Min Woo meminta Hong Joo untuk sesekali mengunjungi Roy, Hong Joo menajwab kalau di sana ada istri Min Woo. Min Woo heran memangnya ada apa dengan istrinya? Hong joo memberi nasehat akan lebih baik jika membiarkan mereka berdua jika dirinya berada disana itu akan menganggu hubungan mereka.
"baik baiklah pada istrimu, jika aku jadi dia aku tidak akan bisa memutuskan semudah itu untuk membesarkan anak suamiku dari wanita lain"
Min Woo tertawa mengomentari"itu adalah menerima dan memberi meskipun kita (Min Woo dan Ji Sun) menikah"
Han San sedang mengikuti seseorang dan tampaknya itu atas suruhan Min Woo.
Min Woo mengatakan jika dirinya mengatakan akan memberi tumpangan paada Hong Joo pasti Hong Joo mengatakan tidak usah karna dirinya akan naik kereta bawa tanah. Hong Joo yang mendengar hal itu tersenyum karna apa yang di akatakan Min Woo benar.
Min Woo terlihat senang karna apa yang ia perkirakan betul, ia memang benar benar sudah memahami Hong Joo kan?
Hong Joo mengatakan kalau mulai sekarang mereka tidak akan bertemu lagi jadi terima kasih untuk semuanya. Min Woo yang mendengar hal itu berfikiran lain ,ini aneh, ia punya firasatkalau mmereka akan kembali bertemu.
Mobil Min Woo sudah datang, sebelum pergi Min Woo menyampaikan kalau waktu itu ia bertemu dengan suami Hong Joo, setelah suami Hong Joo selesai bekerja. Hong Joo yang tidak tau apa apa bingung.
Min Woo menjelaskan kalau sepertinya Hong Joo tidak tau, ada sebauh perusahaan yang bernnama DongSung, di situlah suami Hong Joo bekerja dan nampaknya suami hong Joo juga tidak tau kalau Hong Joo sudah berhenti bekerja.
Hong Joo kaget gugup "perusahaan DongSung" Hong Joo nampaknya tau siapa yang ada di perusahaan tersebut. dengan wajah yang pucat Hong Joo pamit pada Min Woo.
Min Woo mengejar Hong Joo "jika kau ada masalah atau membutuhkan bantuanku. hubungi aku kapan saja. aku akan mendengarkan mu dan melakukan yang terbaik untuk membantu"
Hong Joo terlalu shock untuk menanggapi perkataan Min Woo dengan tertatih tatih dirinya berjalan menjauh dari Min Woo. Min Woo yang melihat kepergian Hong Joo nampaknya tau apa yang sedang terjadi.
Hong joo sulit untuk berjalan menahan semua apa yang ada di dalam hatinya. di zebra cross saat semua orang berjalan menyebrang dirinya hanya mematung..
hong Joo baru bergerak saat traffic light menandakan bahwa waktu pejalan kaki tidak akan lama lgi. akibatnya Hong joo hampir tertabrak.
pengendara marah marah pada Hong Joo. apa Hong joo berusaha untuk terbunuh? Hong Joo hanya diam menggigil.
Se Jin akhirnya pulang ke rumah, Ahjumma
langsung menyambutnya. Dengan ogah ogahan Se Jin menundukkan kepalanya untuk
member hormat sementara ahjumma terus berbicara padanya untuk berbicara
yang baik pada ayahnya nanti agar ayah Se Jin senang.
Se Jin tidak menghiraukan perkataan ahjumma dan
hanya berlalu tapi belum jauh dirinya melangkah Se Jin berbalik melihat ahjumma. “kau tidak harus berusaha berpihak padaku saat aku dalam masalah.aku tidak
berterima kasih atas hal itu”
Se Jin menelpon Hong Gyu curhat tentang apa yang
terjadi dirumah. Hong Gyu merespon curhatan Se Jin sambil masak ramen, Hong Gyu
heran dengan Se Jin yang marah dengan kakaknya Se Young karna terlalu sempurna
dan seorang ahjumma (bibi pembantu) yang menjengkelkan karna ahjumma tersebut
terlalu baik. Hong Gyu mengeluh “kau sama sekali tidak tau betapa beruntungnya
dirimu”
Di sebrang sana Se Jin menyahut Hong Gyu bisa
mengatakan hal itu karna Hong Gyu tidak tau siapa kakaknya yang
sebenarnya”memiliki seorang pria akan benar benar melengkapi hidupnya. Dia itu
sangat mempunyai segalanya”
Menedengar ucapan yang keluar dari mulutnya sendiri,
Se Jin melonjak kegirangan. Kata “Pria” membuat otaknya berfikir kalau ia
mengetahui lebih banyak tentang pria yang sedang dekat dengan kakaknya ,
dirinya bisa menggunakan itu untuk mengancam kakaknya sehingga kakaknya harus
memperlakukannya dengan baik untuk menutup mulutnya agar tidak berbicara.
Hong Gyu kesal karna Se Jin menggunakan kelemahan
kakaknya untuk menguntungkan dirinya sendiri. Hong Gyu menasehati Se Jin jika
Se Jin butuh uang seharusnya Se Jin mencari pekerjaan.
Se Jin ngambek kenapa Hong Gyu yang jadi marah
dengannya? Bukannya menjawab Hong Gyu menanyakan hal lain pada Se Jin, apa Se
Jin mengambil gambarnya? Se Jin kaget, Hong Gyu melanjutkan kalau kakak Se Jin
bilang dia pernah melihat fotonya.
Se Jin yang ketahuan langsung menutup telponnya pura
pura akan pergi… hihihihi ketauan ya udah naksir dari awal ketemu hahaahaah.
Ayah Hong Joo
baru saja pulang, ia heran kenapa anaknya Hong Gyu memasak ramen. Hong Gyu
menjelaskan kalau Hong joo nampaknya sedang sakit, dari tadi Hong Joo selalu di
ranjang.
Ayah mengetuk pintu kamar Hong Joo dan masuk, Hong
Joo yang sedari tadi melamun tidak sadar kalau hari sudah larut malam dan ia
belum menyiapkan makan malam. Ayah mengatakan kalau Hong Gyu sudah masak ramen,
ayah lalu mengajak Hong Joo untuk minum bir bersamanya.
Saat Se Young akan pulang tanpa sengaja Se Young
melihat Seok Hoon yang masih ada di kantor. Seok Hoon masih sibuk bekerja,
melihat hal itu tanpa sadar Se young melihat lebih dekat memperhatikan Seok
Hoon yang sedang bekerja.
Hingga tanpa sadar kalau Seok Hoon juga melihat
kearahnya. Saat kepergok sedang melihat Seok Hoon Se Young salah tingkah lalu
meinggalkan tempat itu.
Tapi di tengah jalan dirinya malah bertemu dengan
manager Joo. Manager Joo Tanya apa Presdir nya tidak pulang. Se Young menjawab
kalau ia sedang dalam perjalanan pulang.
Se Young Tanya apa yang dilakukan manager Joo
sekarang, manager Joo menjelaskan kalau dirinya dan Seok Hoon sedang
mempersiapkan pertemuan dengan presdir Du, manager Joo juga mengatakan kalau
Seok Hoon tidak sehaerusnya masih ada di sini hingga malam karna Seok Hoon
belum menjadi karyawan resmi disini tapi Seok hoon juga tidak boleh kan membawa
pulang dokumen dokumen penting maka dari itu mereka harus bekerja disini.
Sambil mendengarkan manager Joo berbicara, Se Young
melirik bungkusan yang di bawa oleh manager Joo. Se Young bilang kalau kimbab
tidak akan cukup, setelah keduanya selesai manager Joo dan Seok hoon bisa makan
steak, itulah mengapa ia memberikan manager Joo kartu perusahaan.
Setelah mengatakan hal itu Se Young berlalu smentara
Young Chul berlari kearah Seok Hoon dan mengatakan kalau hari ini adalah
harikeberuntungan Seok Hoon,
Seok Hoon yang sepertinya mendengar pembicaraan
keduanya menyindir kalau Young Chul menginginkan kartu kredit untuk
membelikannnya Kim bab.
Young Chul tidak menanggapi, ia malah membahas ada
kabar daripresdir Du? Seok Hoon mengeluh kalau Presdir Du adalah pria tak
terlihat, tidak ada yang tau apapun mengenai dia.
Young Chul membenarkan, kan sudah ia bilang. Pada
profil Presdir Du saja umurnya 52 tahun tapi dibeberapa artikel mengatakan
umurnya 42 tahun, kebanyakan orang menebak tentang penampilannya dari sebuah
foto yang di ambil di sebuah sekolah swasta di London ketika dirinya berumur 11
tahun.
Seok Hoon lalu menunjukkan suatu gambar pada Young Chul ia bingung apa ini, kalau
gambar ini sebuah logo perusahaan, sepertinya bukan. Young Chul lalu menjawab
gambar itu di turunkan oleh keluarga Du, keluarga Du membuat keberuntungan
mereka sebagai miliyuner dengan membuat bir. Itulah sebabnya mereka memilih
jelai sebagai symbol keluarga mereka, itu lah yang ia ketahui.
Young Chul lalu Tanya apa Seok hoon sudah menelpon
istrinya? Seok hoon menjawab belum. Young Chul heran bagaimana bisa Seok hon
tidak menelpon Hong Joo dan Hong Joo juga tidak menelpon Seok hoon.
Seok Hoon menjelaskan kalau mereka berdua berbicara
dan bertemu, mereka akan mengatakan hal hal yang lebih menyakitkan. Young Chul
yang mendengar hal itu tidak sependapat. Seok hoon menambahkan kalau ia akan
bertahan sampai semuanya sembuh, jika ia dan Hong Joo tidak bisa menyelesaikan
ini, mereka akan berjalan kearah yang terpisah. Maka dari itu ia ingin mencegah
hal itu terjadi, ia akan berusaha bertahan pada seutas benang.
Hong Joo dan ayahnya minum bersama, disana Hong Joo
berusaha bersikap ceria tapi meskipun begitu ayah tidak bisa di bohongi, apa
yang sebenarnya terjadi pada Hong Joo dan Seok Hoon, Seok Hoon pindah ke kota
lain bukan karna pekerjaan kan?
Hong Joo mengangguk membenarkan “dia memang
mendapatkan sebauh pekerjaan tapi bukan di kota lain. Dia tinggal dengan
temannya”
Ayah penasaran apa Seok Hoon yang mengusulkan lebih
dulu untuk pindah? Hong joo mengeleng, ia laah yang memintanya terlebih dahulu.
Ayah tampak khawatir, apa yang sebenarnya terjadi hingga Hong Joo mengajak
untuk hidup berpisah?
Hong Joo berusaha menghentikan ayahnya, jika ayahnya
terus berbicara maka ia harus mengatakan yang sbenernya pada akhirnya dan itu
akan membuatnya stress, juga ayahnya jadi bisakah ayahnya untuk membiarkannya
untuk smentara ini?
Ayah berusaha menahan agar dirinya tidak kembali
bertanya, ia hanya memberikan nasehat pada Hong Joo agar tidak mencari siapa
yang salah di saat mereka menikah, suami bisa berbuat salah begitu juga istri,
setiap kali itu terjadi biarkan dan lupakan jika mau memulai siapa yang benar
dan salah…….
Hong Joo memotong perkataan ayahnya “ayah….ini bukan
tentang siapa yang benar dan salah. Aku ingin mempercayai Seok Hoon tapi aku
bahkan tidak bisa mempercayai diriku sendiri untuk memulai kembali dengannya.
Maafkan aku ayah”
Ayah lalu mencaci Seok Hoon, ia mengatai Seok Hoon
baj***** yang membuat putrid cantiknya mempunyai kerutan, haruskah ia menyeret
Seok hoon dan memberikan pelajaran yang tidak bisa ia lupakan?
Ayah bisa melakukannya? Sahut Hong joo
“Tentu saja, aku akan memukul pantatnya”seru ayah
semangat
Hong Joo tertawa melihat tingkah ayahnya, ia
berterima kasih karna ayahnya melakukan hal itu.
Ayah yang melihat Hong Joo akhirnya tertawa kembali
member nasehat kalau pasanagan suami istri tidak akan bisa menyelesaikan
masalah mereka dengan hidup terpisah,pergi temui dirinya, bicara dan selesaikan
semuanya, “jujurlah pada satu sama lain dan cobalah merasakan yang lebih baik.
Ayah lalu menyanyikan sebuah lagu untuk menghibur
Hong Joo, Hong Joo yang mendengar ayahnya bernyanyi tersenyum sambil menangis.
Se Young
melakukan aktifitas biasanya di rumah, olahraga, menonton berita. Tapi pada
saat itu imajinasinya berkeliaran, imaginasinya menunjukkan diriny yang sedang
melihat Seok hoon bekerja kemudian Seok hoon menghampirinya mendekat dan akan
menciumnya.
Imaginasinya hilang, Se Young lalu mematikan semua
tv yang ada di depannya, ganti menyalanya radio. Seorang penyiar membacakan
sebuah surat dari pendengarnya judulnya “di sisimu”
Aku
berusaha berjinjit dan mengintipmu tapi kau tidak terlihat dimanapun. Semakin
lama aku menunggu aku tidak tahan selain menyalahkanmu.
Seperti
awan menutupi malam yang gelap terbang menjauh. Lagu apa yang harus kunyanyikan
untuk membuatnya terdengar olehmu?
Kita
tidak harus mengatakan selamat tinggal kaarna kita tidak pernah bertemu. Bahkan
di saat kita tidak terpisah, kita tidak bisa berpegangan tangan.
Jadi
semakin lama aku menunggu aku tidak tahan selain menyalahkanmu
Sebelum berangkat kerja Min Woo memberitahu apa saja
yang akan ia lakukan hari ini pada istrinya, hari ini ia akan bertemu seorang
VIP dari Hong Kong, mereka akan mengadakan pesta tertutup setelah pertemuan
lalu pergi ke sebuah bar setelahnya untuk merayakan.
Su Jin juga memberitahu kalau hari ini ia ada acara
social jadi akan pulang terlambat. Min Woo Tanya acara social apa? Dengan teman
teman SMA Su Jin?
Su Jin tidak menjawab, ia hanya bialang kalau Min
Woo juga tidak kenal kok.
Tanpa sengaja Min Woo melihat Roy yang berada di
halaman, Min Woo menghampiri Roy bertanya apa yang dilakukan Roy pagi pagi
begini. Roy menjawab kalau dirinya menanam bunga yang ahjumma berikan padanya.
Min Woo memuji kalau bunga tersebut lebih indah karna Roy yang menanamnya. Min
Woo lalu Tanya apa nama bunga ini.
Impatien jawab Roy yang artinya kenangan bahagia,
ahjumma Hong Joo yang mengajarkannya.
Min Woo tertawa “kenangan bahagia?”
Dari lantai atas telihat Yoon Ah yang melihat dengan
sinis kearah ayahnya dan Roy.
Se Young, Younng Chul dan Seok hoon berkumpul mereka
membahas perushaan Ajin. Young Chul memberitahu Se Young kalau ia yakin Ajin
memberikan persyaratan yang lebih baik dari pda mereka. Se Young menanggapi
kalau ini adalah pertama kalinya Ajin mengurusi hal ini jadi mereka harus
memastikan untuk mengaris bawahi kekuatan hotel mereka.
Young Chul lalu memberikan Se Young hasil dari perusahaan
riset dan apa yang dikatakan pihak
ketiga tentang perusahaan mereka.
Se Young melihat hasil tersebut lalu mengatakan pada
Seok Hoon kalau Seok Hoon tau kan semua pekerjaan ini tidak berarti
apapun jika mereka tidak bisa menemui Presdir Du. Seok hoon mengangguk
menyadari hal itu. Se Young Tanya apa Seok Hoon sudah punya rencana .
Seok Hoon menyebutkan rencananya kalau dirinya
bersama manager Jo atau Young Chul akan pergi ke pusat modal dan Se Young harus
ikut dengan mereka.
Se Young heran, haruskah?
Seok Hoon mengangguk, Young Chul was was dengan apa
yang dilakukan Seok hoon, apa Seok Hoon yakin Presdir Du akan menemui mereka
meskipun mereka tidak ada janji? Jika Presdir Du nanti nya tidak mau menemui
mereka maka itu hanya akan membuat Presdir
mereka terlihat buruk jadi lebih baik mereka menghubunginya terlebih dahulu.
Seok Hoon tidak setuju karna jika hanya mereka
berdua saja yang akan pergi ini semua akan menjadi lebih sulit, Se Young memang
harus ikut untuk membuatnya berhasil.
Seok Hoon menatap Se Young untuk meyakinkannya, Se
Young akhirnya mengatakan setuju, mereka akan melakukannya.
Hong joo berada di lobi perusahaan Dongsung, disana
ia mencoba menghubungi Seok Hoon. Saat dirinya mencoba menghungi Seok hoon
melalui ponselnya, bukan Seok Hoon yang mengangkatnya tapi Young Chul. Young
Chul memberitahu Hong Joo kalau Seok Hoon sedang keluar dan dia meninggalkan
ponselnya.
Hong Joo Tanya apa Seok Hoon akan lama, Young Chul
tidak bisa memastikan tapi nanti dia akan memberitahu Seok Hoon dan memeinta
Seok Hoon untuk menghubungi Hong joo kembali. Tapi Hong Joo melarang, biar ia
saja yang menghunbi Seok Hoon kembali.
Young Chul berusaha untuk mengurangi kekahawatiran
Hong Joo dengan memberitahu bahwa Seok Hoon tinggal dirumahnya jadi Hong Joo
tidak perlu khawatir dan nanti dia juga akan bicara pada Seok Hoon dan
mengajarinya. Hong Joo mengerti lalu menutup telponnya.
Saat Hong Joo akan pulang tanpa sengaja Hong Joo
melihat Se Young, Se Young pun melihat kearah Hong Joo. Hong Joo menghela nafas
malas apalagi saat Se Young mendatanginya dan menanyakan apa Hong Joo kesini
untuk menemui Seok Hoon.
Se Young lalu mengatakan klau Seok Hoon sedang
keluar, mendenggar jawaban itu membuat Hong Joo jengah ia lalu menyahut kalau
dirinya sudah tau hal itu.
Se Young mengerti dan akan meninggalkan Hong Joo .
Hong Joo melihat kepergian Se Young dengan kesal, kekesalannya bertambah saat
dirinya melihat sepatu apa yang sedang Se Young pakai. Itu adalah sepatu
miliknya.
Hong Joo menghentikan langkah Se Young menatap
kearah sepatu Se Young lalu mengajak Se Young untuk minum secangkir the
bersamanya.
Hong Joo meminta maaf karna saat bertemu SE Young
Tadi dirinya bersikap kasar. Mendengar hal itu Se Young menanggapi untuk
memotong permintaan maaf dan berusaha bersikap sopan. Ia tau apa yang
sebenarnya Hong Joo ingin katakana, ia juga tau apa yang Hong Joo pikirkan
tentang dirinya.
Hong Joo terssenyum benarkah?
Se Young :”aku tidak tahu akan mudah untuk melupakan
semua yang telah terjadi di Hongkong.seorang wanita yang kehilangan akalnya
telah mengoda suamimu dan sekarang entah bagaimana dia membuat suamimu bekerja
untuknya lagi.”
Hong Joo: “Seok Hoon mendaftar ke perusahaan mu
karna dia menginginkannya. Benarkan? Sudah aku pilang padamu sebelumnya. Aku
kenal suamiku dengan baik.”
Mendnegar hal itu Se Young tersenyum, Hong Joo
melanjutkan perkataannya seperti ingin meyakinkan dirnya sendiri “Seok Hoon
sedang bekerja denganmu untuk membuktikan sesuatu padaku”
“membuktikan apa?”
“bahwa tidak ada yang terjadi. Dia akan bertahan
meskipun kau dekat dengannya tidak peduli godaan apa yang kau berikan padanya.
Dia ingin membuktikan itu padaku.”
“terlebih Seok Hoon ingin membalasmu atas kebaikan
yang telah kau tunjukkan padanya. Dia memang seperti itu.jika dia pikir itu benar.
dia sesederhana anak anak.”
Hong Joo lalu menekankan kata katanya, “jadi tolong
jangan salah sangka padanya . aku hanya ingin mengatakan hal ini padamu”
Se Young tersenyum seakan tidak ingin kalah dan
terpojok dengan perkataan Hong Joo padanya”baguslah, aku mulai terpesona pada
tuan Cha SEOK Hoon. Aku rasa ini hanya sepihak. Jika Seok hoon teguh pada
perasaannya dan istri yang sangat mempercayainya, aku rasa aku tidak perlu
menyembunyikan perasaan ini lagi”
Hong Joo mulai terlihat kesal dengan perkataan Se
Young yang sepertinya mempunyai muka tebal “apa kau tidak malu?”
“haruskah aku malu karna bersikap jujur? Se Young
balik bertanya
“mencoba mengoda seorang pria yang sudah menikah
bukan hal untuk di banggakan. Apakah (Hong Joo melihat kearah sepatu yang di
pakai oleh Se Young) hobimu untuk mengambil apa yang dimiliki oleh orang lain?”
Se Young melirik kearah sepatunya tertawa “aku rasa
kau tidak tau. Aku adalah orang pertama yang telah memesan sepatu ini di toko itu di
hongkong.”
“aku sadar aku sudah membuat kesalahan setelah
mencoba memakainya. Aku salah karna tidak memperkerjakannya 10 tahun yang lalu.
Sekarang aku punya kesempatan kedua dan aku tidak akan membuat kesalahan yang
ssama.”
“kau menyedihkan”ujar HongJoo
“apa kau tau bagaimana semua ini bermula?”
“meyalahkan ku tidak akan menguranggi tanggung
jawabmu”seru Se Young
“tanggung jawab?”
“kau sangat
putus asa menginginkan uang tapi
kau harus menjadi istri nya jadi kau meninggalkan dia dan melarikan diri Ny. Na
Hong Joo”
Hong Joo yang mendengar hal itu kesal tidak tahan,
reflex Hong Joo berdiri dan tanpa sengaja kopi pesanannya tersenggol oleh
tasnya sendiri dan mengenai ujung roknya.
Se Young melihat itu dengan tajam lalu menampilkan
wajah sedih “itu buruk sekali dan akan
bernoda”
Setelah mengatakan hal itu Se Young berdiri,
tersenyum seakan akan memenangkan jacpot “beberapa noda tidak akan pernah
hilang, tidak peduli berapa kalipun kau mencucinya dan itu berlaku untuk kita
berdua”
Hong Joo berdiri disana sendiri menahan malu dan
kesal, roknya yang putih kini sudah bernoda.
Seok Hoon saat ini sudah bersama Young Chul. Young
chul lalu memberitahu kalau istri Seok Hoon tadi menelpon. Seok Hoon Tanya apa
yang dikatakan istrinya, Young Chul menjawab tidak banyak, Hong Joo hanya
mengatakan akan menelponnya kembali. Seok Hoon yang mendnegar hal itu tidak
berbuat banyak ia hanya melihat riwayat panggilan dari Hong Joo tanpa melakukan
apapun.
Seok hoon dan Young Chul kini sudah bergabung
bersama Se Young yang sudah terlebih dahulu masuk ke mobil. Saat Seok hoon
masuk, Se Young selalu memperhatikannya(Pleaseeee Se Youngggg laki orang
tuhhhh)
Sementara itu di tempat lain, Min Woo beserta para
pegawai nya tengah menyambut Presdir Du. Tidak membuang waktu Min Woo dan
Presdir Du langsung melakukan presentasi.
Min Woo dan pengacara Kang melihat respon Presdir Du
dan peserta presentasi lainnya, melihat bagaimana respon mereka terhadap apa
yang perusahaan mereka tawarkan. Pengacara Choi tanpa sengaja melihat salah
satu peserta yang tampak tidak tertarik, menguap ngantuk.
Di luar ruangan tempat Min Woo dan Presdir Du
melakukan presentasi ada Seok Hoon, Young Chul dan juga Se Young yang menunggu.
Young Chul Nampak tidak sabaran, ia berkata kalau pertemuan antara Presdir Min
Woo dan Du lebih lama dari apa yang ia perkirakan. Seok Hoon yang ada di
sebelah Young Chul menanggapi kalau ini bukan tentang menjual toko pojok.
Young Chul mengeluhkan perutnya yang kumat, ia lalu
permisi untuk ke toilet. Seok Hoon menoleh kearah Se Young yang sedari tadi
memainkan tabletnya. Saat Seok Hoon kembali ke posisinya yang semula kini
gentian Se Young yang menatapnya.
Pertemuan Min Woo dan Presdir Du memang lama, dan
ini membuat si peserta yang mengantuk tidak tahan lagi dan akhirnya keluar.
Pengacara Choi yang sedari tadi mengawasi melotot heran.
Sementara Seok Hoon dan Se Young masih menunggu dan
Young Chul yang masih berada di toilet. Seok Hoon meminta maaf pada Se Young
karna membuat Se Young menungggu terlalu lama, Se Young menanggapi dengan acuh kalau
ini bukan seperti sedang menjual toko pojok.
Mendnegar hal itu Seok hoon terawa, Se Young lalu
menatap Seok Hoon ragu ragu untuk berbicara, “sebenarnya……..aku…” belum sempat
Se Young melanjutkan perkataannya, seseorang menyenggol dirinya dan membuat
buku yang ia pegang jatuh berserakan.
Pria itu meminta maaf menggunakan bahasa inggris dan
membantu Se Young untuk menyusun kembali barang barang Se Young yang terjatuh. Se Young
berkata tidak apa apa, setelah itu Pria itu pamit pergi.
Seok Hoon yang sedari tadi diam memperhatikan tato
yang ada di tangan pria tadi baru menyadari saat pria tadi pergi kalau itu
adalah Presdir Du.
Se Young yang tidak tau apa apa bingung, apa maksud
Seok Hoon. Seok Hoon tidak banyak bicara langsung menarik tangan Se Young untuk
berlari bersamanya.
Sayangnya pria yang di kira Seok Hoon adalah presdir
Du sudah naik ke mobil, membuat Seok Hoon menghentikan taksi dan kembali
mengajak Se Young untuk pergi dengannya.
Seok Hoon meminta supir taksi yang membawanya dan Se
Young untuk terus mengituti mobil di dpean mereka. Sementara Se young yang
tidak tau apa apa kebingungan, kenapa Seok hoON bisa berfikiran kalau oang itu
adalah Presdir Ddu.
Seok Hoon menjelaskan kalau di pergelangan tangan
pria itu ada tato, tato tersebut adalah tato Jelai dan hanya keluarga Du saja yang memiliki tato Jelai
tersebut.
Se Young tambah kebingungan lantas siapa orang orang
yang ada di pertemuan, Seok Hoon tidak yakin tapi ia yakin kalau orang orang
tersebut hanya dijadikan pengalih dan sangat yakin kalau Presdir Du ada di
mobil yang saat ini mereka ikuti.
Se Young yang sedari tadi mendengarkan lantas
mememgang pergelangan tangannya yang di pegang oleh Seok Hoon tadi. (hayooo
kenapa tuhhh????)
Keduanya baru berhenti di tempat sepi, sepertinya
itu adalah sebuah pasar. Seok Hoon langsung turun dan kembali memegang tangan
Se Young untuk mengikutinya.
Keduanya menyusuri pasar mencari jejak Presdir Du
yang sudah terlebih dahulu melewati jalan tersebut. Se young yang tidak
terbiasa dengan jalanan di sana, terlihat kesulitan dalam berjalan. Se Young
memekik ketakutan dan langsung di dekap oleh Seok Hoon saat seorang pengemis
menyentuh kaki Se Young.
Keduanya begitu dekat berhadapan saling menatap satu
sama lain, Se Young yang sadar dan salah tingkah berusaha melepas tangan Seok Hoon yang ada di
tangannya.
Untuk kedua kalinya, Se Young memekik karna se ekor
kucing yang melompat kearahnya. Se Young sempoyongan hampir jatuh ke belakang
tapi lagi lagi Seok Hoon memegang tangannya menariknya agar tidak terjatuh.
Dan yang untuk kedua kalinya ini meskipun Se Young
terlihat salah tingkah, Seok Hoon tidak peduli dirinya malah mempererat
tangannya di jari jari Se Young agar Se Young tidak ketakutan lagi.
Keduanya berjalan sambil berpegangan tangan,
hingga
akhirnya sebuah lampu menyorot keduanya. Dua orang pria berbaju hitam bertanya
siapa mereka. Se Young yang ketakutan segera bersembunyi di balik badan Seok Hoon.
Komentar:
Ah..... kenapa jadi gini? kenapa Seok hoon malah mendekat lagi ke Se Young. Dan lagi kenapa juga sikap Se Young sama Hong Joo kayak manas manasin Hong Joo. nggak mau kalah haduhhhh.
Se Young tolong sadar Seok Hoon udah milik orang lain, meskipun author suka sama kamu (aishhh) tapi jangan ambil suami orang dongggggg... coba kalau seandainya dirimu yang ada di posisi Hong Joo. Se Young sakit nya tuh disini (nunjuk hati sendiri) ahhahahahha malah curhat....
*****
pasanagan suami istri tidak akan bisa menyelesaikan masalah mereka dengan hidup terpisah,pergi temui dirinya, bicara dan selesaikan semuanya, “jujurlah pada satu sama lain dan cobalah merasakan yang lebih baik... Sangat suka sm nasehat bijak ayah HJ.
BalasHapusMba' anis,,, sy sangat setuju dengan komentarx... Sy sangat kasihan sm HJ... Meskipun semua in dmulai krn dy yg ingn bunuh diri dan dy yg menginginkan sepatu SY... Tp dia tdk menahan suamix saat waktux d beli dgn uang yg bnyk dan meskipun dy menyukai sepatu it tp dia tdk memaksa memiliki, malah suamix yg bersikeras membelikan dia sepatu it.
Emmm klo gitu SH sm SY aja,, HJ sm MW.
Mba' anis semangat buat sinopx. :)
Ehhh mba' inda maksudx... :)
HapusSuka sma acting choi ji woo..keren abies..lanjut mbk sinopsisnya.tk tggu.trims ya
BalasHapusdasar seo young gtau malluuuu . . di drama lain aku suka bgt sama dia . tp di drama ini . aku bner"g sukkaaa . .
BalasHapuskasian HJ... kenapa bisa gini sih. HJ terlalu menderita. apalagi si SH malah ndeketin si SY. mending cepet pisah aja deh. kasihan si HJ nya... nangis bacanya.. T T
BalasHapus